Jadwalpialadunia.info – Kontroversi kembali melibatkan nama Michael Oliver, salah satu wasit ternama Premier League, setelah laga antara Liverpool dan Southampton yang berlangsung panas di Anfield. Pertandingan yang berakhir imbang 2-2 tersebut menyisakan sejumlah keputusan kontroversial yang membuat para penggemar Liverpool meluapkan kekesalan mereka. Ungkapan-ungkapan seperti “Semoga ban-mu bocor!” menghiasi media sosial, menggambarkan betapa frustrasinya para penggemar atas keputusan-keputusan Oliver yang dianggap merugikan tim kesayangan mereka.
Dalam laga yang penuh tensi ini, Liverpool mendominasi permainan namun harus puas berbagi poin dengan Southampton. Insiden-insiden kunci yang melibatkan keputusan Oliver menjadi bahan diskusi panas di kalangan suporter dan analis sepak bola. Apa yang sebenarnya terjadi di laga ini, dan sejauh mana keputusan wasit mempengaruhi hasil akhir?
Jalannya Pertandingan: Dominasi Liverpool yang Terganggu Kontroversi
Liverpool memulai pertandingan dengan tempo tinggi, seperti yang biasa mereka lakukan di Anfield. Mohamed Salah dan Darwin Núñez menjadi motor serangan, sementara Southampton bertahan rapat dengan mengandalkan serangan balik. Liverpool membuka keunggulan pada menit ke-14 melalui tendangan jarak jauh Trent Alexander-Arnold yang memukau. Gol ini membuat Anfield bergemuruh, memberikan momentum besar bagi tuan rumah.
Namun, kontroversi pertama muncul pada menit ke-28 ketika Southampton mendapatkan penalti setelah insiden yang melibatkan Ibrahima Konaté. Dalam tayangan ulang, kontak yang terjadi antara Konaté dan penyerang Southampton terlihat minimal, namun Oliver tetap menunjuk titik putih. James Ward-Prowse dengan dingin mengeksekusi penalti tersebut, menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Di babak kedua, Liverpool kembali unggul melalui gol Salah pada menit ke-62. Tapi Southampton kembali membalas, kali ini lewat gol Che Adams yang didahului oleh dugaan offside. Meski tayangan ulang menunjukkan posisi Adams sangat tipis, VAR tetap memutuskan gol tersebut sah, memicu protes dari para pemain Liverpool.
Puncak kontroversi terjadi pada menit ke-85 ketika Diogo Jota dijatuhkan di kotak penalti oleh Kyle Walker-Peters. Meski para pemain Liverpool meminta penalti, Oliver bergeming dan membiarkan permainan berlanjut. Keputusan ini semakin memperkeruh suasana di Anfield, dan pertandingan akhirnya berakhir imbang 2-2.
Reaksi Liverpool dan Para Penggemar
Setelah pertandingan, pelatih Liverpool, Jürgen Klopp, dengan nada menahan emosi, mengomentari keputusan wasit. “Kami merasa dirugikan hari ini. Saya tahu wasit memiliki tugas yang sulit, tetapi ada beberapa keputusan yang tidak masuk akal. Kami hanya ingin diperlakukan adil,” ujar Klopp.
Para pemain Liverpool juga mengungkapkan kekecewaannya. Jordan Henderson, kapten tim, mengatakan, “Kami telah memberikan segalanya di lapangan, tetapi beberapa keputusan hari ini sulit diterima. Sebagai pemain, kami hanya berharap keadilan ditegakkan.”
Di media sosial, penggemar Liverpool tidak menahan diri. Tagar seperti #MichaelOliverOut dan #VARout menjadi trending di Twitter. Banyak yang menilai Oliver tidak konsisten dalam mengambil keputusan dan terlalu cepat memberikan penalti untuk Southampton, sementara Liverpool tidak mendapatkan penalti di momen krusial. Salah satu komentar yang viral berbunyi, “Michael Oliver seharusnya tidak boleh memimpin pertandingan Liverpool lagi. Semoga ban mobilnya bocor!”
Baca Juga:
Masuk Daftar Belanja Liverpool dan Chelsea, Lyon Pasang Harga Segini untuk Rayan Cherki!
Nyaris Gabung Manchester United, Robert Lewandowski Ungkap Penyebab Kegagalan Pindah ke Old Trafford
Kontroversi Utama: Penalti dan Offside
Ada dua momen utama dalam pertandingan ini yang menjadi pusat kritik terhadap Michael Oliver:
-
Penalti untuk Southampton
Keputusan memberikan penalti untuk Southampton dianggap terlalu lunak. Banyak analis merasa bahwa kontak antara Konaté dan penyerang Southampton tidak cukup untuk dianggap sebagai pelanggaran. Bahkan, beberapa mantan pemain seperti Jamie Carragher menyebut keputusan ini “terlalu murah.”
-
Tidak Memberikan Penalti untuk Liverpool
Insiden antara Jota dan Walker-Peters menjadi sorotan besar. Dalam tayangan ulang, terlihat jelas bahwa Walker-Peters melakukan kontak dengan Jota di dalam kotak penalti. Namun, Oliver memilih untuk tidak memberikan penalti, sebuah keputusan yang menurut para penggemar sangat merugikan Liverpool.
Selain itu, gol Che Adams yang diduga offside juga menjadi perdebatan. Meski VAR telah mengecek posisi pemain, margin yang sangat tipis membuat banyak pihak mempertanyakan keakuratan teknologi VAR dalam situasi seperti ini.
Michael Oliver: Wasit di Bawah Tekanan
Michael Oliver bukan nama asing dalam dunia kontroversi sepak bola Inggris. Sebagai salah satu wasit senior di Premier League, ia sering dipercaya memimpin laga-laga besar. Namun, reputasinya juga sering dikaitkan dengan keputusan-keputusan kontroversial yang memengaruhi hasil pertandingan.
Pada info bola Dalam kasus laga Liverpool melawan Southampton, Oliver menjadi sasaran kritik utama. Beberapa pengamat menilai bahwa tekanan besar dari pertandingan penting seperti ini dapat memengaruhi objektivitas seorang wasit. Namun, ada juga yang membela Oliver, menyebut bahwa tugas seorang wasit sangat sulit, terutama dalam situasi yang serba cepat.
Peran VAR dalam Kontroversi
VAR, yang seharusnya membantu mengurangi kesalahan wasit, justru sering menjadi sumber kontroversi. Dalam laga ini, keputusan VAR untuk mengesahkan gol Che Adams dan tidak meminta Oliver meninjau ulang insiden Jota menjadi bahan perdebatan.
Gary Neville, salah satu pundit sepak bola Inggris, mengatakan, “VAR seharusnya memberikan kejelasan, tetapi yang sering terjadi adalah kebingungan. Keputusan seperti ini merusak integritas permainan.”
Dampak Hasil Imbang bagi Liverpool
Hasil imbang ini memberikan dampak besar bagi Liverpool di klasemen Premier League. Mereka gagal meraih poin penuh yang sangat penting untuk menjaga persaingan di papan atas. Sementara Southampton, yang berjuang keluar dari zona degradasi, mendapatkan dorongan moral besar dari hasil ini.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan bagi Liverpool adalah dampak psikologis dari hasil ini. Jika kontroversi seperti ini terus terjadi, moral tim bisa terganggu, terutama di saat mereka menghadapi jadwal padat di liga domestik dan kompetisi Eropa.