Ruben Amorim Hampir Mengundurkan Diri dari Manchester United

jadwalpialadunia – Manchester United, salah satu klub paling bersejarah di dunia, kembali menjadi pusat perhatian pada awal tahun 2025. Namun, bukan karena performa gemilang di atas lapangan, melainkan karena rumor internal yang mengejutkan: Ruben Amorim, manajer anyar yang baru beberapa bulan menjabat, dikabarkan hampir mengundurkan diri dari posisinya pada bulan Januari. Keputusan yang hampir terjadi ini sempat mengguncang struktur internal klub dan memicu kekhawatiran di kalangan pendukung Setan Merah.

Awal yang Tidak Mulus untuk Ruben Amorim

Ruben Amorim, pelatih muda asal Portugal yang sebelumnya sukses bersama Sporting CP, ditunjuk sebagai manajer Manchester United pada November 2024 menggantikan Erik ten Hag yang diberhentikan setelah serangkaian hasil buruk. Penunjukan Amorim dianggap sebagai langkah berani dan ambisius. Dengan reputasi sebagai pelatih progresif yang mampu membangun tim muda dengan filosofi sepak bola menyerang, banyak pihak berharap ia dapat menjadi pembawa perubahan nyata di Old Trafford.

Namun, tantangan di Liga Inggris terbukti jauh lebih kompleks daripada Liga Portugal. Amorim mewarisi skuad yang tidak seimbang, ruang ganti yang terpecah, dan tekanan luar biasa dari media serta fans. Dalam dua bulan pertamanya, United hanya meraih dua kemenangan dari sembilan laga. Kegagalan mengamankan hasil positif di kandang sendiri, terutama kekalahan memalukan 0-3 dari Aston Villa, membuat suasana semakin panas.

Krisis di Balik Layar: Ketegangan dengan Manajemen

Menurut laporan dari beberapa sumber internal klub yang dikutip oleh media Inggris, alasan utama dibalik niat untuk mengundurkan diri bukan semata-mata hasil pertandingan. Salah satu faktor paling signifikan adalah ketegangan dengan manajemen klub, khususnya soal kebijakan transfer dan dukungan strategis.

Amorim dikabarkan kecewa dengan kurangnya dukungan dalam bursa transfer Januari. Ia meminta setidaknya tiga pemain kunci seorang bek tengah, gelandang bertahan, dan penyerang sayap cepat untuk menyesuaikan sistem 3-4-3 yang biasa ia terapkan. Namun, Dewan Direksi United, terutama CEO klub Jean-Claude Blanc dan Direktur Olahraga John Murtough, hanya berhasil merekrut satu pemain pinjaman dari Bundesliga yang tak sesuai ekspektasi Amorim.

Lebih dari itu, Amorim juga merasa tidak diberi cukup otoritas dalam keputusan teknis, termasuk dalam hal rotasi pemain dan strategi pengembangan akademi. Beberapa keputusan Amorim mengenai pemain muda sempat “diblokir” oleh manajemen, yang lebih mengutamakan nama-nama besar seperti Marcus Rashford dan Bruno Fernandes, yang belakangan disebut memiliki pengaruh besar di ruang ganti.

Tekanan Media dan Kekecewaan Publik

Sebagai klub dengan basis penggemar global, Manchester United tidak pernah lepas dari sorotan. Sejak era Sir Alex Ferguson berakhir pada 2013, klub telah berganti manajer beberapa kali tanpa kesuksesan jangka panjang. Oleh karena itu, penunjukan Amorim juga dibarengi harapan tinggi sekaligus ekspektasi yang kadang tidak realistis.

Sayangnya, media Inggris yang dikenal sangat kritis terhadap manajer asing tidak memberikan banyak ruang bagi Amorim untuk beradaptasi. Judul-judul tajam seperti “Taktik Amorim Tak Cocok untuk Premier League” dan “United Terlalu Besar untuk Eksperimen Portugal” muncul hampir setiap pekan.

Kondisi ini menambah beban mental sang pelatih, yang dikenal sebagai pribadi tertutup dan reflektif. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Amorim bahkan sempat mempertimbangkan kembali ke Portugal jika tidak ada perubahan besar di klub. “Dia merasa tidak didengarkan. Setiap keputusan yang dia buat selalu diawasi dan dikritik, bahkan dari dalam klub sendiri,” ujar seorang staf pelatih yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga : 

Titik Balik: Pertemuan Darurat di Carrington

Pada pekan ketiga Januari 2025, setelah hasil imbang tanpa gol melawan Luton Town, sebuah pertemuan darurat digelar di pusat latihan Carrington. Dalam pertemuan tersebut, Amorim secara terbuka mengutarakan kekecewaannya kepada para petinggi klub, bahkan sempat menyebut bahwa ia “tidak bisa bekerja dalam kondisi seperti ini.”

Namun, pertemuan itu juga menjadi titik balik. Sir Dave Brailsford, penasihat INEOS Group yang kini menjadi pemilik saham mayoritas di klub, mengambil langkah tegas. Ia menjanjikan restrukturisasi sistem manajemen teknis dan memberikan dukungan penuh kepada Amorim hingga akhir musim. Salah satu langkah awalnya adalah memberikan otoritas penuh kepada Amorim dalam menentukan komposisi tim utama dan strategi latihan, serta memastikan bahwa keputusan transfer pada musim panas akan sepenuhnya berdasarkan rekomendasi pelatih.

Kepercayaan ini membuahkan hasil. Dalam dua bulan berikutnya, performa United mulai membaik. Meski belum sempurna, United berhasil meraih lima kemenangan dari delapan laga, termasuk kemenangan dramatis atas Chelsea dan hasil imbang penuh semangat melawan Liverpool di Anfield.

Reaksi Para Pemain dan Pendukung

Kabar tentang potensi pengunduran diri Ruben Amorim sempat bocor ke kalangan pemain, dan beberapa di antaranya menyatakan keterkejutannya. Luke Shaw, salah satu pemain senior, menyebut dalam wawancara bahwa “kami mulai melihat progres. Akan sangat disayangkan jika dia pergi sebelum proyeknya benar-benar berjalan.”

Sementara itu, pendukung Manchester United juga terbagi. Sebagian masih skeptis terhadap kemampuan Amorim mengelola klub sebesar United, namun sebagian lainnya justru melihatnya sebagai sosok yang berani dan jujur dalam menghadapi realitas internal klub. Tagar #BackingAmorim sempat menjadi tren di media sosial saat isu pengunduran dirinya merebak.

Apa Selanjutnya?

Kini, menjelang akhir musim 2024/25, posisi Ruben Amorim terlihat lebih stabil. Klub telah menyatakan komitmennya untuk membangun jangka panjang bersama sang pelatih. Namun, kejadian pada bulan Januari menjadi pengingat bahwa transformasi di klub sebesar Manchester United bukan hanya soal strategi di lapangan. Tetapi juga soal stabilitas struktur dan komitmen bersama dari manajemen hingga pemain.

Musim panas 2025 akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Amorim. Jika klub benar-benar memberi dukungan penuh dalam bursa transfer dan menjaga ruang ganti tetap kondusif. Bukan tidak mungkin pria berusia 40 tahun itu bisa menjadi sosok penting dalam kebangkitan Setan Merah.

Namun, jika masalah internal kembali muncul, bukan hal mustahil kita akan mendengar kembali kabar pengunduran dirinya. Kali ini bukan hanya sebagai wacana, tetapi keputusan yang benar-benar terjadi.

Kisah hampir mengundurnya Ruben Amorim dari Manchester United. Pada Januari adalah contoh nyata betapa rumitnya dinamika di klub sepak bola modern. Ini bukan sekadar soal hasil pertandingan, tapi juga soal komunikasi, kepercayaan, dan kesamaan visi antara pelatih dan manajemen. Amorim mungkin berhasil melewati badai untuk sementara, namun tantangan sebenarnya baru saja dimulai.

Laras Miranda, lahir pada 15 Mei 1990 di Yogyakarta, adalah seorang bloger sukses yang dikenal karena konten kaya dan informatif tentang gaya hidup, ulasan produk, dan panduan traveling.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *