jadwalpialadunia – Manchester City baru saja menunjukkan dominasi luar biasa mereka dalam laga persahabatan pramusim melawan Juventus. Skor akhir 4-0 menjadi bukti bahwa tim asuhan Pep Guardiola masih berada di level berbeda dibandingkan raksasa Eropa lainnya. Namun di balik kemenangan besar itu, sorotan justru tertuju pada momen emosional selepas pertandingan ketika Guardiola menyampaikan pesan menyentuh untuk Kevin De Bruyne, yang resmi hengkang dari City, dan pelatih barunya di klub Timur Tengah.
Laga yang Tak Seimbang
Pertandingan yang digelar di stadion netral di Amerika Serikat itu semula diprediksi berlangsung sengit. Juventus yang sedang membangun kembali kekuatan mereka usai musim mengecewakan, membawa tim terbaiknya. Namun City tampil terlalu dominan.
Phil Foden membuka skor di menit ke-15 lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Jack Grealish menambah keunggulan dengan aksi individunya di menit ke-33. Di babak kedua, Julian Alvarez dan Cole Palmer masing-masing mencetak gol untuk mempertegas kedalaman skuad The Citizens. Tapi bukan hasil pertandingan yang membuat dunia terdiam melainkan pesan Guardiola setelah peluit panjang berbunyi.
Perpisahan yang Tak Mudah: Kevin De Bruyne Resmi Pindah
De Bruyne tak ada di dalam skuad saat melawan Juventus. Sehari sebelumnya, ia telah diumumkan resmi bergabung dengan klub Liga Pro Saudi, Al-Ittihad, dalam kontrak berdurasi dua tahun dengan opsi perpanjangan. Nilai transfer dikabarkan menyentuh angka £80 juta, dengan gaji fantastis yang membuatnya jadi pemain Belgia dengan bayaran tertinggi sepanjang masa.
Meski transfer ini bukan kejutan mengingat De Bruyne sudah digoda sejak awal tahun tetap saja perpisahan ini menyisakan duka bagi fans Manchester City dan tentu saja bagi Guardiola.
Guardiola: “Bukan Soal Pergi, Tapi Soal Apa yang Ia Tinggalkan”
Dalam sesi wawancara setelah pertandingan, Guardiola menyampaikan pesan yang sangat personal.
“Kevin bukan hanya salah satu pemain terbaik yang pernah saya latih. Dia adalah bagian dari jiwa tim ini. Tanpa dia, mungkin kami tidak akan pernah mencapai level seperti sekarang,” ujar Pep dengan suara yang sempat bergetar.
Pelatih asal Spanyol itu menambahkan bahwa perginya De Bruyne bukan sekadar kehilangan pemain bintang.
“Yang berat bukan karena dia pergi ke Saudi atau ke tempat manapun. Yang berat adalah karena dia meninggalkan ruang ganti kami dengan kekosongan besar bukan hanya karena assist atau golnya, tapi karena kepemimpinannya, konsistensinya, dan cara dia menyatukan semua orang di tim ini.”
Ucapan Khusus untuk Pelatih Baru De Bruyne
Tak hanya berbicara soal De Bruyne, Guardiola juga menyempatkan diri memberikan pesan kepada pelatih baru De Bruyne di Al-Ittihad yakni Marcelo Gallardo, eks pelatih River Plate yang kini menukangi klub Saudi tersebut.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Marcelo. Dia akan bekerja dengan salah satu gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola modern. Rawat dia dengan baik. Kevin adalah tipe pemain yang akan membuat semua pelatih terlihat lebih baik dari mereka sebenarnya.”
Gallardo dikenal sebagai pelatih yang fleksibel dan berani mengambil risiko, mirip dengan filosofi Guardiola. Banyak yang percaya bahwa kombinasi keduanya akan menjadi kisah sukses di Liga Pro Saudi.
Reaksi dari Ruang Ganti City
Pemain-pemain Manchester City, terutama yang sudah lama bermain bersama De Bruyne, tampak emosional mendengar pesan Guardiola. Bernardo Silva bahkan menyebut bahwa “De Bruyne adalah perekat tim.”
“Kadang kita tidak sadar betapa pentingnya seseorang sampai ia benar-benar pergi. Kev adalah pemimpin, dia tahu kapan harus bicara, dan kapan harus bermain tenang. Dia akan sangat dirindukan,” kata Bernardo.
Phil Foden menambahkan bahwa ia merasa beruntung pernah bermain bersama De Bruyne.
“Saya belajar banyak dari dia, terutama soal visi bermain dan ketenangan di tengah tekanan. Dia adalah mentor bagi saya.”
City Siap Move On?
Dengan kepergian De Bruyne, City harus mencari cara untuk beradaptasi. Guardiola menyebut bahwa timnya sudah mempersiapkan opsi-opsi, dan ini bukan pertama kalinya City kehilangan sosok penting.
“Kami pernah kehilangan Kompany, David Silva, Aguero, dan kami tetap melangkah. Kevin tidak akan pernah tergantikan, tapi tim ini akan menemukan jalan baru,” ujar Guardiola.
City kabarnya tengah mengincar Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen sebagai calon pengganti jangka panjang De Bruyne. Namun belum ada konfirmasi resmi dari klub.
De Bruyne dan Legacy-nya
Kevin De Bruyne meninggalkan Manchester City sebagai legenda. Ia mempersembahkan 5 gelar Premier League, 2 Piala FA, 5 Carabao Cup, dan tentu saja 1 trofi Liga Champions yang menjadi puncak kejayaan City musim 2022/2023.
Selama 9 musim membela The Citizens, ia mencetak 96 gol dan membuat 153 assist angka yang menempatkannya di antara playmaker terbaik sepanjang sejarah Premier League.
Perspektif: Bukan Akhir, Tapi Awal Baru
Perpindahan De Bruyne bukanlah akhir dari cerita, melainkan babak baru. Di usia 33 tahun, ia masih punya banyak hal untuk ditawarkan di lapangan. Kepindahan ke Arab Saudi memang kerap dipandang sebagai “akhir karier”, namun dengan level permainan dan dedikasi seperti De Bruyne, hal itu bisa berubah.
Jang, dari sudut pandangku ini justru peluang bagus untuk Kevin menunjukkan bahwa level kompetitif bisa dibawa ke manapun, termasuk ke liga yang sedang berkembang. Dan untuk Guardiola, ini bukti kematangan emosional seorang pelatih: mampu merayakan kemenangan, tapi juga mengenang orang-orang yang sudah membantunya sampai titik itu.
Lebih dari Sekadar Sepak Bola
Di dunia sepak bola yang kini kian terobsesi dengan statistik, gelar, dan angka-angka besar, momen seperti ini mengingatkan kita bahwa ada sisi manusiawi dalam olahraga. Persahabatan, rasa hormat, dan kenangan tak ternilai itulah yang membuat sepak bola tetap dicintai.
Usai membantai Juventus, Guardiola tidak memilih untuk menyombongkan taktik atau dominasi. Ia memilih untuk berbagi kenangan dan harapan untuk De Bruyne, untuk Gallardo, dan untuk masa depan sepak bola itu sendiri.