jadwalpialadunia.info – Pertandingan seru tersaji di Stadio Olimpico, Roma, saat AS Roma menjamu wakil Prancis Lille OSC (LOSC) dalam laga grup Liga Europa 2025/26. Banyak yang memprediksi Roma bakal menguasai jalannya laga, apalagi bermain di hadapan publik sendiri. Tapi kenyataannya berbeda: Lille tampil disiplin, memanfaatkan peluang, dan akhirnya menang tipis 1-0 berkat gol penalti dari kiper Ozer di babak kedua. (reuters.com)
Kemenangan ini mengejutkan banyak pihak dan langsung mengubah peta persaingan di grup. Roma yang awalnya diunggulkan, kini harus hati-hati jika ingin lolos ke fase berikutnya.
Latar Belakang Pertandingan
Roma datang ke laga ini dengan modal bagus di Serie A, meski jadwal padat membuat pelatih melakukan beberapa rotasi. Sementara Lille, yang akrab disapa LOSC, tampil dengan mentalitas underdog, mencoba mencuri poin dari Olimpico.
Pertemuan Roma dan Lille jarang terjadi di kompetisi Eropa, sehingga duel ini terasa fresh dan penuh intrik. Bagi Roma, kemenangan di kandang seharusnya harga mati, sedangkan bagi Lille, setiap poin tandang sangat berarti.
Baca juga tentang
- Al-Zawraa vs Al-Nassr: Duel yang Menegaskan Supremasi Arab Saudi
- Ittihad FC vs Al-Nassr: Analisis, Hasil & Prediksi Sengit
Jalannya Pertandingan
Babak Pertama: Roma Menekan, Lille Bertahan
Roma membuka laga dengan intensitas tinggi. Paulo Dybala dan Tammy Abraham beberapa kali mengancam gawang Lille lewat kombinasi cepat. Namun kiper Lille tampil solid, ditambah lini belakang yang disiplin memotong umpan crossing.
Lille memilih menunggu dan mengandalkan serangan balik. Edon Zhegrova dan Jonathan David menjadi tumpuan serangan, meski peluang yang mereka hasilkan masih bisa dipatahkan Rui Patricio.
Skor 0-0 bertahan hingga turun minum, dengan Roma lebih dominan penguasaan bola tetapi gagal memecah kebuntuan.
Babak Kedua: Penalti Jadi Pembeda
Memasuki babak kedua, Lille mulai berani keluar menyerang. Tekanan mereka akhirnya membuahkan hasil ketika wasit memberikan penalti setelah handball bek Roma di kotak terlarang.
Yang menarik, eksekusi penalti diambil oleh kiper LOSC, Ozer. Dengan penuh percaya diri, ia menaklukkan Rui Patricio di menit ke-68 dan membawa Lille unggul 1-0. Gol ini langsung jadi sorotan, karena jarang sekali kiper maju menjadi algojo penalti di pertandingan resmi Eropa.
Setelah tertinggal, Roma mencoba bangkit. Masuknya Lorenzo Pellegrini menambah kreativitas, namun finishing Tammy Abraham dan Dybala kurang tajam. Beberapa peluang emas terbuang sia-sia.
Di sisi lain, Lille bertahan rapat, memblokir setiap tembakan, dan sesekali melancarkan counter attack. Hingga peluit panjang berbunyi, skor tetap 1-0 untuk Lille.
Analisis Taktik
Roma: Dominasi Tanpa Efektivitas
-
Roma menguasai lebih dari 60% penguasaan bola.
-
Serangan banyak dibangun dari sayap, terutama lewat Dybala.
-
Namun penyelesaian akhir buruk, hanya 3 shot on target dari 15 percobaan.
-
Lini belakang kurang fokus saat handball, berujung penalti fatal.
Lille: Disiplin & Efisiensi
-
Formasi kompak 4-2-3-1 dengan blok rendah (low block).
-
Kiper Ozer bukan hanya penyelamat, tapi juga pencetak gol penalti.
-
Serangan balik efektif, meski minim peluang.
-
Mentalitas disiplin jadi kunci mereka mencuri tiga poin.
Pemain Kunci
-
Ozer (LOSC): man of the match. Clean sheet sekaligus pencetak gol kemenangan.
-
Jonathan David (LOSC): terus jadi ancaman di lini depan dengan kecepatan dan positioning.
-
Paulo Dybala (Roma): kreator utama Roma, tapi minim dukungan finishing.
-
Chris Smalling (Roma): tampil cukup solid di belakang, meski tetap kena sial karena penalti.
Statistik Pertandingan
-
Penguasaan bola: Roma 62% – 38% Lille
-
Tembakan: Roma 15 – 7 Lille
-
On target: Roma 3 – 4 Lille
-
Pelanggaran: Roma 11 – 9 Lille
-
Kartu kuning: Roma 2 – 3 Lille
-
Gol: Roma 0 – 1 Lille (Ozer 68’ pen)
Reaksi & Komentar
Media Italia menyebut hasil ini sebagai “wake-up call” bagi Roma. Bermain dominan bukan jaminan kalau finishing lemah.
Sementara media Prancis memuji keberanian Lille, khususnya kiper Ozer yang jadi pahlawan. Fans LOSC menyebut momen penalti Ozer sebagai “ikonik” yang bakal dikenang lama.
Pelatih Roma mengakui timnya harus lebih klinis di depan gawang, sementara pelatih Lille memuji mental pemain yang bisa bertahan 90 menit di Olimpico.
Implikasi Grup Europa League
-
Roma: Kekalahan ini bisa merugikan posisi mereka di klasemen grup. Mereka butuh kemenangan tandang di laga berikutnya agar tak terperangkap di posisi sulit.
-
Lille (LOSC): Tiga poin tandang ini jadi modal besar. Jika konsisten di kandang, peluang lolos fase gugur sangat terbuka.
-
Grup kini makin terbuka, dengan selisih poin tipis antar tim.
Apa yang Bisa Dipelajari Roma?
Roma harus belajar lebih efisien. Mereka bisa dominan secara statistik, tapi tetap kalah jika tidak tajam di kotak penalti. Kedalaman skuad juga diuji — rotasi mungkin membuat finishing tumpul.
Bagi Lille, hasil ini jadi bukti bahwa disiplin dan percaya diri bisa mengalahkan lawan yang di atas kertas lebih kuat.
Roma vs LOSC berakhir dengan skor 0-1 untuk kemenangan Lille. Penalti unik yang dieksekusi kiper Ozer jadi momen paling ikonik. Roma boleh menguasai pertandingan, tapi Lille menunjukkan bahwa dalam sepak bola, efisiensi dan disiplin lebih penting daripada sekadar dominasi.
Laga ini bukan hanya soal tiga poin, tapi juga cerita tentang keberanian tim underdog mencuri kemenangan di markas lawan. Europa League kembali membuktikan dirinya sebagai panggung penuh kejutan.