Islandia vs Prancis: Ketika Keberanian Viking Menahan Dominasi Les Bleus

jadwalpialadunia.info 14 Oktober 2025 — Estadio Laugardalsvöllur menjadi saksi bagaimana Islandia, tim yang kerap diremehkan, berhasil menahan raksasa Eropa Prancis dengan skor 2–2 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa Grup D.
Bagi publik Islandia, ini bukan sekadar satu poin, tapi pernyataan bahwa semangat dan disiplin masih bisa menahan kehebatan skuad bertabur bintang seperti Les Bleus.

Laga ini berjalan intens dari menit awal hingga peluit akhir. Tanpa Kylian Mbappé, Prancis memang tetap kuat di atas kertas, namun Islandia menunjukkan organisasi pertahanan yang luar biasa, serta keberanian menekan balik di saat-saat penting.
Pertandingan ini pun menyuguhkan drama dua babak: Prancis unggul, kemudian lengah, dan Islandia menghukum dengan comeback heroik.


Babak Pertama: Prancis Unggul, tapi Tidak Aman

Pelatih Didier Deschamps memutuskan untuk menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan Christopher Nkunku di posisi sayap kiri dan Jean-Philippe Mateta sebagai ujung tombak. Absennya Mbappé memang terasa, tapi serangan Prancis tetap terlihat cair.
Dominasi penguasaan bola langsung dikuasai tim tamu — hingga 65 persen di 20 menit pertama.

Namun kejutan datang di menit ke-22.
Islandia memanfaatkan kesalahan antisipasi Adrien Rabiot di lini tengah. Bola direbut dan cepat dialirkan ke Victor Pálsson, yang melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Gol pembuka 1–0 untuk Islandia mengguncang konsentrasi Prancis.

Tidak butuh waktu lama bagi Les Bleus untuk membalas. Pada menit ke-30, kerja sama cepat antara Kingsley Coman dan Theo Hernandez di sisi kiri menghasilkan umpan silang matang. Christopher Nkunku berhasil menyontek bola ke pojok gawang, membuat skor imbang 1–1.

Prancis kemudian terus menekan. Tekanan itu berbuah hasil di menit ke-43 ketika Jean-Philippe Mateta mencetak gol debutnya di tim nasional. Ia menyambar bola muntah hasil sepakan Antoine Griezmann yang ditepis kiper Runarsson.
Babak pertama pun ditutup dengan skor 2–1 untuk Prancis — tampak aman, tapi masih menyimpan risiko.


Babak Kedua: Islandia Menolak Takluk

Masuk babak kedua, Islandia tidak mau sekadar bertahan. Pelatih mereka, Arnar Vidarsson, melakukan perubahan taktik. Ia memasukkan gelandang serang muda Kristian Hlynsson, yang ternyata menjadi pembeda.

Permainan cepat satu-dua dan pressing tinggi Islandia memaksa lini tengah Prancis kehilangan ritme.
Beberapa peluang sempat lahir dari kaki Birkir Bjarnason dan Gudmundsson, tapi Mike Maignan tampil sigap di bawah mistar.

Momentum besar datang pada menit ke-72. Serangan balik cepat Islandia berhasil menembus sisi kanan pertahanan Prancis.
Umpan silang dari Arnór Traustason disambut oleh Kristian Hlynsson yang berdiri bebas di kotak penalti. Bola sontekannya meluncur ke gawang tanpa bisa dijangkau Maignan.
Skor 2–2, stadion bergemuruh, dan Islandia berhasil menciptakan kejutan.

Prancis mencoba kembali menekan di sisa waktu, namun pertahanan rapat Islandia berhasil menahan gelombang serangan bertubi-tubi.
Dua peluang emas dari Nkunku dan Griezmann di menit-menit akhir gagal menjadi gol, dan peluit panjang berbunyi dengan hasil imbang yang terasa pahit bagi tim tamu.


Statistik Pertandingan: Angka Tak Selalu Bicara

Statistik Islandia Prancis
Penguasaan bola 37% 63%
Tembakan total 8 17
Tembakan tepat sasaran 3 7
Kartu kuning 2 1
Corner kick 3 6
Pelanggaran 12 8
Gol 2 2

Statistik menunjukkan dominasi penuh Prancis, tetapi efektivitas Islandia dalam memanfaatkan peluang justru lebih tinggi. Dua dari tiga tembakan ke gawang berbuah gol, sementara Prancis membuang banyak peluang.


Analisis: Prancis Kehilangan Taji, Islandia Bermain dengan Hati

Ketergantungan pada Mbappé Terlihat Jelas

Tanpa Mbappé, ritme permainan Prancis kehilangan akselerasi. Les Bleus tetap menguasai bola, tapi kurang tajam di kotak penalti.
Coman dan Nkunku memang aktif, tapi finishing mereka kurang presisi. Di sisi lain, Mateta tampil cukup menjanjikan namun belum efisien sebagai striker utama.

Deschamps tampaknya masih mencari keseimbangan antara lini serang yang dinamis dan pertahanan yang stabil. Gol kedua Islandia lahir dari kelengahan bek tengah yang terlalu tinggi menekan.

Islandia: Kolektifitas di Atas Nama Besar

Kunci permainan Islandia malam itu adalah disiplin. Setiap pemain tahu posisi dan perannya. Mereka tidak terpancing emosi ketika tertinggal dan tetap menunggu momen yang tepat.
Pálsson memimpin lini tengah dengan penuh energi, sementara Hlynsson menjadi pengubah momentum dari bangku cadangan.

Secara taktik, Islandia juga berhasil menutup ruang tembak jarak dekat Prancis. Umpan silang Les Bleus sering mental di udara karena duel fisik yang dimenangkan bek-bek Islandia.


Reaksi Setelah Pertandingan

Didier Deschamps (Pelatih Prancis):

“Kami kehilangan fokus di momen krusial. Islandia bermain dengan disiplin, dan kami gagal mengonversi peluang. Ini pelajaran besar menjelang laga berikutnya.”

Arnar Vidarsson (Pelatih Islandia):

“Kami tahu kami tak bisa menang lewat gaya mereka, jadi kami bermain dengan cara kami sendiri — bertahan solid, menekan cepat, dan menunggu celah. Malam ini tim saya luar biasa.”

Para suporter Islandia menyambut hasil ini seperti kemenangan. Nyanyian Viking Clap menggema hingga setelah peluit akhir, simbol kebanggaan nasional bahwa mereka mampu menahan tim yang bertabur bintang seperti Prancis.

Baca juga tentang :


Implikasi bagi Klasemen Grup D

Hasil imbang ini membuat posisi Prancis sedikit goyah. Mereka masih di puncak klasemen dengan 11 poin, tetapi Ukraina yang menang di laga lain kini hanya berjarak dua poin. Islandia sendiri tetap di posisi ketiga, namun kepercayaan diri mereka meningkat tajam.

Posisi Tim Main Menang Seri Kalah Gol Poin
1 Prancis 5 3 2 0 10–4 11
2 Ukraina 5 3 1 1 9–5 10
3 Islandia 5 2 1 2 7–8 7
4 Azerbaijan 5 0 2 3 3–9 2

Dengan format kualifikasi hanya menyisakan juara grup yang lolos langsung ke Piala Dunia, hasil ini bisa menjadi titik balik krusial.


Fokus ke Depan: Laga Hidup-Mati Menunggu

Deschamps harus segera memulihkan moral timnya sebelum menghadapi Ukraina, laga yang bisa menentukan nasib Grup D.
Kembalinya Mbappé dari cedera akan menjadi dorongan besar, namun pelatih perlu memperhatikan kestabilan lini tengah yang terlihat goyah tanpa keseimbangan antara Tchouaméni dan Camavinga.

Sementara itu, Islandia akan melanjutkan momentum positif ini saat melawan Azerbaijan. Jika berhasil menang, mereka masih punya peluang realistis masuk ke posisi dua besar dan mengincar playoff.


Sudut Redaksi: “Les Bleus” dan Bahaya Rasa Aman

Prancis sedang menghadapi dilema klasik tim besar: terlalu bergantung pada bintang utama, dan kadang lupa bahwa pertandingan kualifikasi tak pernah mudah.
Kekuatan mereka di atas kertas memang luar biasa, tapi beberapa laga terakhir menunjukkan pola yang mengkhawatirkan — start cepat, lalu kehilangan konsentrasi setelah unggul.

Islandia, di sisi lain, membuktikan bahwa sepak bola bukan tentang nama, tapi organisasi. Mereka memanfaatkan setiap kelemahan kecil, dan bermain dengan hati, bukan ketakutan.

Jika Prancis ingin mempertahankan identitasnya sebagai juara dunia 2018, mereka harus memperbaiki hal-hal kecil: komunikasi di lini belakang, penempatan posisi saat kehilangan bola, dan efisiensi penyelesaian akhir.


Kesimpulan: Hasil Imbang yang Jadi Peringatan

Pertandingan Islandia vs Prancis 2–2 ini mungkin terlihat sebagai “kecelakaan kecil” bagi Les Bleus, tetapi dalam konteks kualifikasi, ini adalah peringatan keras.
Satu poin bisa jadi perbedaan antara lolos otomatis atau harus berjuang di playoff — sesuatu yang tentu ingin dihindari oleh Deschamps dan timnya.

Untuk Islandia, malam ini akan dikenang. Dua gol ke gawang tim sekelas Prancis di laga kompetitif bukan hal kecil. Mereka tidak hanya mencuri poin, tapi juga respek.

“Kami tidak punya Mbappé, tapi kami punya hati,”
ujar seorang suporter Islandia sambil tersenyum di tribun — dan mungkin kalimat itu paling tepat menggambarkan laga penuh gairah di Reykjavik malam itu.