jadwalpialadunia.info – Di stadion Estadio La Cartuja, Sevilla, malam itu dua raksasa Eropa, Timnas Spanyol dan Timnas Turki, bertemu dalam duel terakhir fase grup kualifikasi Piala Dunia 2026. Skor akhir? 2-2. Hasil yang cukup adil, tapi bagi Turki terasa seperti kesempatan emas yang lolos. Untuk Spanyol, ini kemenangan moral—karena tetap tak terkalahkan di kualifikasi dan memastikan tiket ke turnamen besar.
Spanyol membuka pertandingan dengan cepat. Hanya 4-5 menit berjalan, gelandang muda Dani Olmo berhasil memaksimalkan umpan Marc Cucurella dari sisi kiri, lalu tendangan mendatar masuk ke gawang Turki. Skor 1-0 membuat tuan rumah tampak nyaman.
Namun Turki tak ingin malamnya berakhir menjadi latihan belaka. Sebelum jeda, menit ke-43, Deniz Gül menyambut sebuah tendangan pojok dan menendang dari jarak dekat untuk menyamakan kedudukan, mengejutkan publik Sevilla. 1-1 di babak pertama jadi fakta: Spanyol kehilangan clean sheet—yang sejauh ini langka di kampanye ini.
Memasuki babak kedua, momentum bergeser ke Turki. Menit ke-55, dari luar kotak penalti, Salih Özcan melepaskan tembakan keras sudut bawah ke gawang Spanyol, dan skor berubah menjadi 2-1. Turki tampak bergelora, berharap lolos otomatis dari grup.
Tapi Spanyol punya naluri juara. Tidak butuh waktu lama, menit ke-62, Mikel Oyarzabal mencetak gol penyama lewat serangan susulan: tendangan Pino diblok, bola muntah, lalu Oyarzabal hadir dan menyelesaikan dengan tenang. Skor kembali 2-2.
Sisa waktu pertandingan berlangsung penuh ketegangan. Turki mencoba menerobos lini belakang Spanyol melalui kecepatan dan tekanan sayap, sedangkan Spanyol bergantung pada penguasaan bola dan umpan-umpan terukur. Namun tak ada lagi gol tercipta hingga peluit akhir. Hasilnya: draw yang membuat Spanyol tetap di puncak grup dan menyegel tiket otomatis, sementara Turki harus menanti jalur playoff.
Statistik penting menunjukkan perbedaan kecil namun signifikan. Spanyol unggul dalam penguasaan bola dan pengaturan ritme, tetapi Turki tak kalah dalam peluang: mereka punya keberanian, terutama di babak kedua. Untuk Spanyol, kebobolan dua gol adalah alarm: pertahanan mereka yang sebelumnya solid kini menemukan celah. Untuk Turki, ini bukti bahwa mentalitas dan keberanian bisa membuat perbedaan—meski dalam akhirnya belum cukup untuk menang.
Bagi Spanyol, hasil ini memperpanjang rangkaian tak terkalahkan di kualifikasi menjadi 31 laga maupun memastikan partisipasi mereka ke Piala Dunia untuk ke-17 kalinya berturut-turut. Sedangkan Turki, meskipun tampil impresif, harus menempuh jalur lebih sulit via playoff — tekanan yang lebih besar dan margin untuk salah satu langkah lebih sempit.
Secara keseluruhan, laga Spanyol vs Turki menjadi contoh bagaimana sepak bola modern bisa sentimental sekaligus taktis. Spanyol menunjukkan kelas dan kontrol, Turki menunjukkan nyali dan potensi – namun dalam sepakbola, control + finishing yang tepatlah yang akhirnya menentukan.
