Pertandingan antara Celta Vigo vs Barcelona di Stadion Abanca-Balaídos pada lanjutan La Liga 2025/26 jadi salah satu duel paling menarik pekan ini. Barcelona datang dengan tekanan tinggi setelah hasil imbang pekan lalu, sementara Celta mencoba memanfaatkan dukungan kandang untuk mencuri poin berharga di tengah perjuangan mereka menjauh dari zona degradasi.
Hasil akhir? Barcelona menang 2–1 dalam laga yang penuh drama, gol telat, dan kontroversi. Namun di balik skor itu, ada kisah tentang dominasi yang goyah, keberanian tim tuan rumah, dan kemampuan Blaugrana keluar dari tekanan di saat paling genting.
Pra-Laga: Dua Tim, Dua Realitas Berbeda
Celta Vigo: Bertarung untuk Bertahan
Celta memulai musim ini dengan target sederhana: bertahan di La Liga. Namun performa inkonsisten membuat mereka terjebak di papan bawah klasemen.
Pelatih Rafa Benítez mencoba meramu kombinasi antara pemain muda dan senior, dengan andalan di lini depan Iago Aspas, ikon klub yang tetap jadi jantung permainan.
Dalam laga ini, Celta tahu mereka tidak bisa mengalahkan Barcelona dengan penguasaan bola, maka strategi mereka jelas: bertahan rapat, serang cepat.
Barcelona: Tekanan untuk Sempurna
Di sisi lain, Barcelona datang ke Vigo dengan misi memperbaiki performa tandang.
Setelah kemenangan sulit di Liga Champions dan hasil imbang di pekan sebelumnya, Xavi menuntut timnya tampil lebih efisien.
Masalah utama: lini belakang rapuh tanpa Ronald Araújo, dan finishing yang belum stabil dari Lewandowski.
Namun Blaugrana tetap datang sebagai favorit dengan nama besar dan filosofi dominasi bola yang tak berubah sejak era Guardiola.
Baca juga tentang :
Jalannya Pertandingan
Babak Pertama – Dominasi Tak Menjamin
Barcelona menguasai bola sejak menit pertama dengan formasi 4-3-3, sementara Celta bertahan dengan blok rendah 5-4-1.
Namun justru Celta yang lebih dulu menebar ancaman lewat serangan balik cepat di menit ke-12, ketika Larsen hampir memanfaatkan umpan silang Aspas.
Baru di menit ke-25, Barcelona memecah kebuntuan.
Pedri menembus kotak penalti lewat kombinasi dengan Lamine Yamal, dan umpan cut-back-nya diselesaikan oleh Robert Lewandowski.
Gol itu membawa Barcelona unggul 1-0, tapi Celta tak gentar.
Menjelang turun minum, Celta menyamakan kedudukan lewat Iago Aspas, yang memanfaatkan kesalahan umpan belakang Christensen. Skor 1-1 menutup babak pertama dengan tepuk tangan meriah dari Balaídos — Celta tampil disiplin dan berani.
Babak Kedua – Xavi Ubah Tempo
Barcelona memulai babak kedua dengan memasukkan Ferran Torres untuk menambah kecepatan di sayap kiri.
Celta tetap disiplin, menunggu peluang untuk melakukan serangan cepat.
Di menit ke-68, Fermín Lopez hampir membawa Blaugrana unggul lewat tembakan jarak jauh yang membentur mistar.
Sementara itu, kiper Celta Guaita tampil gemilang, menggagalkan dua peluang beruntun dari Yamal dan Lewandowski.
Namun keunggulan pengalaman akhirnya berbicara.
Menit ke-85, João Félix yang baru masuk dari bangku cadangan menjadi pembeda. Ia mengirim umpan terobosan ke Lewandowski, yang menuntaskannya dengan tembakan keras ke tiang jauh — 2-1 untuk Barcelona.
Sisa waktu dihabiskan dengan tekanan dari Celta, namun skor tak berubah. Barcelona selamat, meski dengan peluh dan napas tersengal.
Statistik Pertandingan
| Statistik | Celta Vigo | Barcelona |
|---|---|---|
| Penguasaan bola | 37% | 63% |
| Tembakan ke gawang | 3 | 8 |
| Total tembakan | 9 | 18 |
| Pelanggaran | 11 | 9 |
| Kartu kuning | 2 | 3 |
| Akurasi operan | 82% | 90% |
| Peluang besar | 2 | 4 |
| Skor akhir | 1 | 2 |
Analisis Taktikal
Barcelona: Menang Tapi Belum Meyakinkan
Xavi kembali menerapkan sistem klasik 4-3-3 dengan Gündogan–Pedri–De Jong di tengah.
Masalah utama masih sama: serangan terlalu bergantung pada improvisasi individu dan positional play belum seefisien musim lalu.
Namun perubahan kecil — masuknya João Félix di menit akhir — menjadi pembeda.
Pujian khusus:
-
Lamine Yamal, remaja 18 tahun ini tampil matang dengan dribel agresif dan visi tajam.
-
Lewandowski, meski banyak disorot, tetap klinis saat peluang datang.
Kelemahan yang harus diperbaiki:
-
Transisi bertahan lambat. Celta sempat dua kali hampir unggul karena ruang kosong di antara bek tengah dan gelandang bertahan.
-
Kurangnya variasi di sayap kiri — Ansu Fati masih belum tampil stabil sejak kembali dari cedera.
Celta Vigo: Gagah di Balaídos
Rafa Benítez boleh kalah, tapi Celta tidak kalah harga diri.
Mereka menunjukkan disiplin taktis luar biasa dengan blok pertahanan rapat dan kontran cepat mematikan.
Aspas masih menjadi roh tim, mengatur ritme dan memberi arah serangan.
Namun perbedaan kelas terlihat jelas: ketika stamina menurun, Celta kehilangan kontrol.
Kedalaman skuad masih jadi kelemahan — pergantian pemain tak memberi dampak besar.
Highlight Taktik Kunci
| Aspek | Celta Vigo | Barcelona |
|---|---|---|
| Formasi | 5-4-1 defensif, transisi cepat | 4-3-3 menyerang dengan false winger |
| Fokus serangan | Serangan balik sayap kanan (Aspas) | Kombinasi Pedri–Yamal di sisi kanan |
| Kelebihan | Kompak & efisien dalam blok rendah | Dominasi bola & kreativitas lini tengah |
| Kekurangan | Lemah di menit akhir | Rapuh dalam transisi bertahan |
Pemain Terbaik Pertandingan (MOTM)
Robert Lewandowski – Barcelona
Dua gol, satu kemenangan.
Meski tak dominan sepanjang laga, striker Polandia itu kembali menunjukkan insting predatornya.
Ketika laga nyaris imbang, Lewandowski menutupnya dengan penyelesaian klinis — simbol betapa pentingnya pengalaman di level tertinggi.
Reaksi Setelah Laga
Xavi Hernández (Pelatih Barcelona):
“Kami tahu Balaídos selalu sulit. Tapi yang saya suka, tim ini tetap tenang saat ditekan. Kami harus lebih efisien, tapi kemenangan ini penting secara psikologis.”
Rafa Benítez (Pelatih Celta Vigo):
“Kami melawan tim terbaik di Spanyol dan bertahan dengan baik selama 85 menit. Detail kecil memutuskan hasil, tapi kami tidak kalah mental.”
Robert Lewandowski:
“Saya tidak peduli siapa yang mencetak gol, yang penting tim menang. Tapi saya mulai menemukan ritme saya lagi — dan itu pertanda bagus.”
Implikasi di Klasemen
Kemenangan ini membawa Barcelona tetap di posisi kedua klasemen sementara La Liga 2025/26 dengan 27 poin, tertinggal dua angka dari Real Madrid yang juga menang di laga lain.
Sementara Celta Vigo tetap di zona merah dengan 8 poin dari 12 pertandingan, meski performa mereka menunjukkan peningkatan.
Catatan Menarik
-
Barcelona memperpanjang rekor tak terkalahkan melawan Celta di 9 pertandingan terakhir.
-
Ini adalah gol ke-8 Lewandowski musim ini, sekaligus brace ke-3 di La Liga 2025/26.
-
Celta belum pernah menang di Balaídos melawan Barcelona sejak 2019.
-
Pemain muda Lamine Yamal mencatatkan dribble success rate 89%, tertinggi di antara semua pemain sayap di La Liga pekan ini.
Statistik Individu Penting
| Pemain | Rating | Catatan Penting |
|---|---|---|
| Lewandowski | 8.7 | 2 gol, 3 tembakan tepat sasaran |
| Yamal | 8.3 | 2 key pass, 4 dribel sukses |
| Pedri | 7.9 | 1 assist, 89% akurasi umpan |
| Aspas | 7.6 | 1 gol, 2 peluang diciptakan |
| Guaita | 7.4 | 6 penyelamatan, 2 gol kebobolan |
Analisis Lanjutan: Barcelona Menuju Fase Efisiensi
Meskipun menang, Barcelona tampak belum sepenuhnya klik.
Faktor rotasi karena jadwal padat dan pemain muda yang baru beradaptasi membuat transisi mereka belum stabil. Namun kemenangan seperti ini — tipis tapi penting — adalah bahan bakar kepercayaan diri tim.
Celta sendiri menunjukkan potensi untuk bertahan di La Liga jika terus bermain disiplin seperti ini. Mereka tidak kalah kualitas secara mental, hanya kalah pengalaman.
“Kemenangan di Balaídos bukan tentang gaya, tapi tentang daya tahan.”
Celta Vigo vs Barcelona berakhir 1-2 untuk tim tamu, tapi laga ini lebih dari sekadar skor.
Barcelona menunjukkan keteguhan di bawah tekanan dan efektivitas di momen penting. Celta menunjukkan karakter dan determinasi meski belum cukup untuk poin.
Keduanya menampilkan esensi La Liga: sepak bola penuh teknik, emosi, dan ketegangan hingga menit terakhir.
💬 “Di Vigo, setiap kemenangan terasa seperti ujian karakter. Dan malam ini, Barcelona lulus dengan nilai cukup.”
