jadwalpialadunia.info – Pertandingan antara Ittihad FC vs Al-Nassr selalu menghadirkan atmosfer berbeda — bukan sekadar pertandingan liga biasa, tapi laga penuh gengsi antara dua raksasa Liga Saudi. Ketika mereka bertemu, semua mata tertuju: legenda di lapangan, tekanan bagi pelatih, dan taktik yang disiapkan dengan detil.
Baru-baru ini, Al-Nassr berhasil mengalahkan Al-Ittihad 2–0, lewat gol dari Sadio Mane dan Cristiano Ronaldo.
Mane membuka skor di menit ke-9, dan sedikit setelah itu menyodorkan umpan bagi Ronaldo yang menanduk gol pada menit ke-35.
Kemenangan ini membuat Al-Nassr naik ke puncak klasemen Saudi Pro League dengan rekor sempurna 4 kemenangan dari 4 pertandingan.
Bagi Ittihad, ini menjadi kekalahan pertama musim ini, dan pukulan besar dalam persaingan gelar.
Namun di balik skor itu, ada cerita menarik soal persiapan, tatanan tim, tekanan mental, dan sejarah rivalitas yang memengaruhi mental tiap pemain. Mari kita bedah lebih dalam duel klasik ini.
Rivalitas & Sejarah Klasik
Pertemuan Ittihad dan Al-Nassr bukan baru kali ini. Dalam sejarah head-to-head:
-
Dari sekitar 26 pertemuan terakhir, Al-Nassr menang 13 kali, Ittihad menang 8 kali, dan 5 pertandingan berakhir imbang.
-
Rata-rata gol per pertemuan berada di kisaran 3,1 gol, dan dalam banyak laga keduanya sama-sama mencetak gol (BTTS ~65 %).
-
Dalam lima pertandingan terakhir mereka, kedua tim mencetak total 12 gol, dan rata-rata per pertandingan ~3,3 gol.
-
Dalam sembilan pertemuan terakhir, tak ada satu pun yang berakhir imbang.
Artinya: ketika Ittihad dan Al-Nassr bertemu, kemungkinannya pasti ada pemenang, bukan sekadar berbagi poin.
Sejarah seperti ini membebani mental pemain. Kemenangan atau kekalahan melawan rival lama bisa memengaruhi suasana hati sisa musim — bukan hanya poin, tapi kepercayaan diri dan persepsi publik.
Kondisi & Persiapan Kedua Tim
Ittihad FC
Sebagai juara musim lalu, Ittihad memulai musim dengan performa kuat, mencetak banyak gol, tetapi juga beberapa kebocoran di lini belakang.
Salah satu tantangan utama Ittihad adalah absennya Karim Benzema di sejumlah pertandingan karena cedera.
Dalam preview pertandingan, pelatih Laurent Blanc menegaskan bahwa pertahanan akan menjadi fokus utama — menjaga disiplin, menutup ruang antara gelandang dan bek, dan meminimalkan kesalahan individu.
Ittihad juga punya semangat “balas dendam”, karena tahun ini mereka ingin menebus kekalahan di semifinal Piala Super Saudi kepada Al-Nassr sebelumnya.
Al-Nassr
Sementara itu, Al-Nassr datang dengan momentum gemilang. Mereka memulai musim ini dengan empat kemenangan beruntun, menjaga clean sheet beberapa kali.
Skuad Al-Nassr penuh pilihan ofensif: Ronaldo jelas jadi sorotan utama, tapi ada juga Sadio Mane, Joao Felix, Kingsley Coman, dan pemain kreatif lain.
Preview pertandingan menyebut bahwa Al-Nassr sedikit lebih unggul dalam kedalaman skuad dan fleksibilitas taktik — bisa bermain dengan 4-2-3-1 atau variasi ofensif bergantung lawan.
Beberapa kekhawatiran: kondisi penjaga gawang Nawaf Alaqidi diragukan, dan cedera pemain-pemain di lini belakang bisa menjadi beban jika lawan menyerang cepat.
Kesimpulan awal: Al-Nassr tampak punya momentum dan fleksibilitas, sedangkan Ittihad punya beban estetika sebagai tim juara dan ingin membuktikan konsistensi di kandang.
Baca juga tentang :
- Ketika Manchester City Turunkan Tim Cadangan di Rumah Huddersfield
- Real Oviedo vs Barcelona: Drama Comeback & Pelajaran Taktik
Taktik & Formasi: Duel Strategis
Untuk memahami bagaimana 2–0 tercipta, kita harus melihat bagaimana kedua tim bermain secara taktikal:
Ittihad: agresi terukur dengan stabilitas pertahanan
-
Kemungkinan formasi 4-3-3 atau variasinya digunakan untuk memberi lebar dan dorongan sayap.
-
Gaya pressing menengah di zona tengah, mencoba memutus pasokan ke lini depan Al-Nassr.
-
Fokus pada transisi cepat dari bek ke sayap ketika mendapat kesempatan.
-
Ketika gawang dibobol, Ittihad tampak kesulitan membalikkan tekanan, terutama jika kehilangan penguasaan bola di tengah.
Al-Nassr: kefleksibelan & ofensif tanpa kompromi
-
Formasi 4-2-3-1 tampak menjadi andalan, dengan Ronaldo sebagai ujung tombak dan Mane/Felix di belakangnya.
-
Penggunaan sayap secara intens: serangan dari sisi kiri atau kanan, dan cut-ins ke tengah.
-
Penguasaan bola di tengah penting, kontrol gelandang seperti Marcelo Brozovic bisa menentukan ritme laga.
-
Ketika unggul, mereka berubah dari menyerang menjadi menjaga keunggulan dengan pemotongan ruang lawan dan transisi pertahanan yang disiplin.
Dalam pertandingan tersebut, Al-Nassr berhasil mencetak gol awal cepat lewat Mane, yang memberi tekanan psikologis bagi Ittihad untuk membalas. Setelah itu, kontrol tempo dan skema pertahanan Al-Nassr cukup solid untuk mencegah comeback lawan.
Jalannya Pertandingan & Analisis Gol
Mari kita susun narasi bagaimana duel ini berjalan:
Awal Pertandingan & Gol Pembuka
Al-Ittihad berusaha memulai laga dengan pressing tinggi di lini tengah. Namun, Al-Nassr merespons dengan cepat lewat transisi di lini sayap.
Pada menit ke-9, Sadio Mane melepaskan tembakan cepat dari daerah tepi kotak penalti setelah menerima umpan terobosan — gol pembuka yang membuat Ittihad terguncang.
Gol ini adalah pukulan strategis: memberi ruang bagi Al-Nassr untuk bermain sabar, tidak terlalu terburu, tetapi dengan tekanan konstan.
Gol Kedua & Tekanan Lewat Umpan Silang
Sekitar menit ke-35, Mane kembali berperan—dia memberi umpan silang ke kotak penalti yang disambut dengan tandukan Ronaldo. Gol itu memperkuat dominasi Al-Nassr.
Setelah mencetak dua gol, Al-Nassr tampak lebih nyaman dalam penguasaan bola. Sedangkan Ittihad semakin terpaksa menyerang, meninggalkan ruang di belakang yang jarang dimanfaatkan sepenuhnya.
Babak Kedua: Desakan & Pembalasan yang Tertahan
Ittihad meningkatkan intensitas serangan. Mereka mengganti pemain ofensif dan mencoba menekan. Namun, jumlah peluang yang tercipta tidak berkualitas tinggi. Menurut laporan, Ittihad hanya memiliki dua tembakan mengarah ke gawang sepanjang laga.
Al-Nassr menahan laju lawan dengan disiplin barisan pertahanan dan menjaga jarak antar lini agar tidak ditembus lewat umpan vertikal.
Menjelang akhir, ada tekanan dari Ittihad, tapi tak berhasil menghasilkan gol. Al-Nassr menjaga rapat dan menutup laga dengan 2–0.
Statistik & Fakta Menarik
-
Al-Ittihad vs Al-Nassr mencari data: menurut Espn, Al-Nassr kini mendulang 4 kemenangan dari 4 laga awal liga, sedangkan Ittihad baru kalah sekali setelah pertandingan ini.
-
Dari sisi head-to-head, seperti disebut sebelumnya, Al-Nassr lebih unggul secara historis.
-
Menurut FotMob, rata-rata dalam pertemuan kedua tim tercipta 3,3 gol per laga.
-
Sejak beberapa pertemuan terakhir, tak ada satu pun pertandingan berakhir seri antara keduanya.
-
Dalam laga ini, Ittihad hanya 2 tembakan on target — menunjukkan betapa rapuh dan terkekang mereka saat duel ini.
-
Al-Nassr naik ke posisi puncak klasemen dengan 12 poin, unggul 3 poin dari Ittihad.
Statistik-statistik ini memperkuat pemahaman bahwa kemenangan Al-Nassr bukan kebetulan — mereka dominan dalam penguasaan bola, efisiensi serangan, dan disiplin pertahanan.
Pelajaran & Insight Taktik
-
Gol dini sangat krusial
Gol menit 9 dari Mane memberi tekanan psikologis besar. Tim yang kebobolan cepat sering kesulitan mengatur ulang skema serangan mereka. -
Kedalaman skuad & variasi serangan
Al-Nassr punya lebih banyak opsi ofensif — ketika satu jalan dihentikan, mereka bisa membuka via sisi atau tembakan jarak jauh. -
Stabilitas pertahanan setelah unggul
Menahan keunggulan memerlukan kontrol mendalam, disiplin barisan lini, dan tidak memberi ruang balik ke lawan. -
Pemanfaatan flank & crossing
Banyak gol Al-Nassr dibuat lewat umpan silang dan flank — perhatian tim pertahanan harus menyeluruh, bukan hanya fokus tengah. -
Mental & konsistensi dalam rival besar
Dalam pertandingan derby/rival, mental sering jadi pembeda. Pemain yang bisa tenang menghadapi tekanan punya nilai lebih besar daripada sekadar teknik tinggi.
Implikasi & Dampak di Liga
Kemenangan ini berarti lebih dari sekadar 3 poin:
-
Al-Nassr menegaskan status sebagai kandidat juara setelah kemenangan atas juara bertahan.
-
Ittihad FC harus mereset mental dan strategi — karena kekalahan di laga krusial seperti ini bisa memicu tekanan internal.
-
Klasemen: Al-Nassr kini memimpin liga, dengan Ittihad langsung berada di bawahnya.
-
Duel ini juga menjadi referensi taktik bagi tim lain: bagaimana menghadapi Al-Nassr atau bagaimana membangun pertahanan melawan tim ofensif seperti mereka.
Bagi penggemar, ini pertandingan yang meninggalkan cerita lama yang baru; bagi pelatih dan analis, ini data berharga tentang bagaimana tim besar menghadapi tekanan besar.
Prediksi & Outlook ke Depan
Melihat jalannya pertandingan dan kondisi kedua tim:
-
Prediksi skor ulang di laga berikutnya: Ittihad 1 – 2 Al-Nassr
-
Meski pertandingan bisa berbeda, kemungkinan besar Al-Nassr tetap punya keunggulan tipis jika mereka menjaga format dan opsi ofensif mereka.
-
Ittihad harus memperkuat pertahanan, meningkatkan keberanian menyerang, dan menemukan cara untuk membongkar pertahanan lawan melalui variasi serangan, bukan hanya lebar.
Bagi Al-Nassr, jika mereka bisa menjaga momentum dari laga ini, mereka berpeluang menjaga upper hand di persaingan gelar musim ini.
Pertandingan Ittihad FC vs Al-Nassr kali ini menjadi ajang bukti bahwa dominasi musim ini bukan sekadar soal nama besar, tetapi soal persiapan matang, kedalaman skuad, disiplin taktik, dan mental juara. Dalam duel itu, Al-Nassr keluar sebagai pemenang lewat gol cepat dari Mane dan kontribusi kepala Ronaldo — sekaligus menegaskan bahwa mereka adalah klub yang harus diperhitungkan.
Ittihad, meski punya prestise, harus kembali evaluasi struktur pertahanan dan respons ketika tertinggal. Rivalitas ini belum selesai—sepanjang musim masih banyak babak yang bisa berubah.
So, menurutmu, apa bagian paling memukau dari duel itu? Siapa pemain yang paling layak dihargai?