Manchester United Masih Bisa Lebih Buruk Lagi: Hanya 8 Poin dari 7 Laga

MU

Jadwalpialadunia.info  – Manchester United, klub sepak bola dengan sejarah gemilang yang telah melahirkan banyak momen-momen magis di Premier League, kini justru tengah melalui periode suram yang seakan tak ada ujungnya. Para penggemar yang berharap musim ini akan membawa perbaikan yang berarti malah dipertontonkan oleh performa tim yang bisa dibilang, jika tidak lebih buruk, sama saja dengan musim-musim sebelumnya. Hanya 8 poin dari 7 laga di awal musim merupakan start yang mengecewakan bagi tim yang ingin bersaing di papan atas. Situasi ini jelas mengundang pertanyaan: apakah Manchester United benar-benar telah mencapai titik terendahnya, atau masih ada kemungkinan situasi mereka semakin memburuk?

Ekspektasi yang Tinggi di Awal Musim

Musim 2023/2024 dimulai dengan optimisme besar bagi Manchester United. Pembelian beberapa pemain baru seperti Mason Mount dan kiper anyar Andre Onana diharapkan akan memperkuat skuad yang sebelumnya telah diperkuat oleh kehadiran Casemiro dan Lisandro Martinez. Selain itu, Erik ten Hag yang menjalani musim keduanya sebagai manajer, diharapkan bisa membawa stabilitas dan arah yang jelas untuk skuad. Setelah beberapa tahun gagal memenuhi ekspektasi, banyak pendukung Setan Merah yang berharap bahwa musim ini akan menjadi titik balik.

Namun, kenyataan yang terjadi jauh dari harapan. Dari tujuh pertandingan pertama, hanya mampu meraih dua kemenangan, dua kali imbang, dan menderita tiga kekalahan. Hasil ini jelas tidak sesuai dengan standar yang diharapkan dari tim seperti Manchester United. Alih-alih menunjukkan kemajuan, performa mereka justru semakin memunculkan berbagai masalah mendasar yang selama ini tampaknya belum terselesaikan.

Masalah yang Terlihat dari Statistik

Statistik sering kali menjadi cerminan yang jujur tentang apa yang terjadi di lapangan. Dalam tujuh pertandingan pertama musim ini, Manchester United hanya mampu mengumpulkan 8 poin, jumlah yang sangat tidak memadai untuk tim yang memiliki ambisi bermain di Liga Champions. Berikut adalah beberapa statistik yang mencerminkan buruknya performa Manchester United di awal musim:

  1. Produktivitas Gol yang Lemah

Dalam tujuh laga tersebut, Manchester United hanya mampu mencetak 9 gol, atau rata-rata sekitar 1,28 gol per pertandingan. Dengan pemain-pemain menyerang seperti Bruno Fernandes, Marcus Rashford, dan Alejandro Garnacho, angka ini jelas tidak memadai. Serangan Manchester United seringkali terlihat tumpul, kurang kreativitas, dan tidak memiliki penyelesaian akhir yang efektif. Rashford, yang diharapkan menjadi top skor, belum menunjukkan performa konsisten yang diperlukan.

Selain itu, peluang yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol seringkali terbuang percuma. Kurangnya koneksi antara pemain depan dan lini tengah membuat banyak peluang yang tercipta dari serangan balik atau build-up play menjadi tidak efektif. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang apakah Erik ten Hag benar-benar memiliki strategi yang jelas untuk membuat serangan Manchester United lebih berbahaya.

  1. Lini Pertahanan yang Rentan

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Manchester United musim ini adalah pertahanan yang rapuh. Dalam tujuh laga pertama, Manchester United telah kebobolan 12 gol. Kehadiran Andre Onana sebagai pengganti David De Gea belum sepenuhnya mampu membawa stabilitas di bawah mistar. Onana yang dikenal dengan kemampuan distribusi bola yang baik justru sering kali membuat kesalahan yang berujung pada peluang bagi lawan.

Selain itu, absennya pemain kunci seperti Raphael Varane dan Lisandro Martinez karena cedera membuat lini belakang Manchester United semakin rentan. Pemain-pemain seperti Victor Lindelof dan Harry Maguire yang diandalkan sebagai pengganti tampak kesulitan untuk menjaga soliditas pertahanan. Kekompakan di antara lini belakang tampaknya belum terbentuk, dan koordinasi yang buruk sering kali membuat Manchester United kebobolan dari situasi bola mati atau serangan balik cepat.

Manchester-United

Baca Juga:

Bojan Hodak: Persib Sudah Main Bagus Lawan Zhejiang FC

Kapan Debut Wojciech Szczesny di Barcelona?

  1. Gagal Mengontrol Permainan

Salah satu masalah yang terus menerus dihadapi Manchester United adalah ketidakmampuan untuk mengontrol permainan. Meskipun sering kali mendominasi penguasaan bola, penguasaan tersebut tampak tidak efektif karena minimnya umpan progresif dan minimnya peluang yang diciptakan. Mason Mount yang diharapkan dapat meningkatkan dinamika di lini tengah belum bisa tampil sesuai ekspektasi. Gelandang-gelandang Manchester United, seperti Casemiro dan Christian Eriksen, juga terlihat kesulitan untuk mempertahankan konsistensi sepanjang pertandingan.

Statistik menunjukkan bahwa Manchester United sering kali mengalami penurunan performa di babak kedua, terutama setelah kebobolan. Kurangnya mentalitas untuk bangkit setelah mengalami tekanan menjadi masalah yang cukup serius bagi Erik ten Hag untuk diatasi. Situasi ini terlihat dalam beberapa pertandingan di mana Manchester United yang sudah memimpin justru berakhir kehilangan poin karena tidak mampu menjaga ritme permainan.

Permasalahan Taktis dan Manajemen

Ketika kita berbicara tentang Manchester United musim ini, sulit untuk tidak menyinggung masalah taktis dan manajerial yang tampaknya terus menghantui klub ini. Erik ten Hag, yang dianggap sebagai sosok yang dapat memberikan stabilitas dan filosofi bermain yang jelas, tampaknya masih kesulitan menemukan formula terbaik untuk skuadnya.

Pada info bola Salah satu kritik terbesar terhadap ten Hag musim ini adalah kurangnya kejelasan dalam taktik yang diterapkan. Meski United memiliki beberapa pemain berbakat di setiap lini, mereka tampak tidak memiliki identitas bermain yang jelas. Sering kali terlihat bahwa United bermain terlalu hati-hati ketika menghadapi tim papan atas dan justru kesulitan untuk membongkar pertahanan tim-tim yang bermain lebih defensif.

Di sisi lain, pressing yang diterapkan juga tidak konsisten. United kadang melakukan pressing tinggi, tetapi lini tengah dan belakang tampak tidak siap untuk menutup ruang ketika lawan berhasil keluar dari tekanan. Akibatnya, lawan sering kali mendapatkan ruang kosong yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan serangan balik.

Laras Miranda, lahir pada 15 Mei 1990 di Yogyakarta, adalah seorang bloger sukses yang dikenal karena konten kaya dan informatif tentang gaya hidup, ulasan produk, dan panduan traveling.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *