jadwalpialadunia – Mohamed Salah dikenal sebagai salah satu pemain paling kompetitif di dunia sepak bola. Mentalitas juara dan ambisinya untuk selalu menang menjadi ciri khas penyerang asal Mesir ini selama membela Liverpool. Namun, siapa sangka di tengah kerasnya persaingan Premier League, Salah pernah secara diam-diam berharap Crystal Palace tidak mengalahkan Arsenal.
Bukan tanpa alasan. Ternyata, harapan tersebut bukan berkaitan langsung dengan rivalitas Liverpool dan Arsenal, melainkan soal strategi perburuan gelar dan pengelolaan tekanan dalam liga yang ketat. Cerita ini mengungkapkan betapa dalam dan cerdasnya Mohamed Salah membaca dinamika kompetisi.
Mari kita bahas kisah menarik ini secara lengkap: kenapa Salah sampai mendoakan Crystal Palace tidak mengalahkan Arsenal, bagaimana konteksnya, dan apa dampaknya dalam perburuan gelar.
Latar Belakang: Persaingan Ketat di Puncak Premier League
Pada musim 2023/24, persaingan Premier League berjalan sangat ketat. Liverpool, Arsenal, dan Manchester City saling sikut di papan atas, dengan margin yang sangat kecil.
Dalam situasi seperti ini, hasil dari pertandingan lain — bahkan yang melibatkan klub non-kandidat juara seperti Crystal Palace — bisa berpengaruh besar pada peluang gelar.
Pada satu momen penting di musim itu, Arsenal menghadapi Crystal Palace dalam laga tandang. Banyak penggemar Liverpool, dan tentu saja para pemain, memperhatikan hasil ini dengan saksama.
Jika Arsenal kalah, Liverpool bisa naik ke posisi puncak klasemen. Namun ada risiko: kekalahan Arsenal bisa membuat Manchester City, yang mengintai di peringkat ketiga dengan satu laga lebih sedikit, mendapat peluang lebih besar untuk menyalip kedua rivalnya.
Salah pun sadar bahwa dalam perburuan gelar, bukan hanya kemenangan tim sendiri yang penting, melainkan juga menjaga keseimbangan di antara rival.
Pernyataan Mengejutkan Salah
Dalam wawancara eksklusif yang diadakan setelah musim berakhir, Mohamed Salah mengungkapkan:
“Saya ingat saat Crystal Palace hampir mengalahkan Arsenal. Saya berharap Arsenal setidaknya seri. Bukan karena saya suka Arsenal, tapi saya tahu jika Arsenal kalah dan City menang semua laga sisanya, maka City akan sulit dikejar.”
Salah menambahkan:
“Kadang dalam perburuan gelar, kamu bukan hanya bertarung di lapangan, tapi juga menghitung skenario. Saya tidak ingin situasinya makin sulit.”
Pernyataan ini memperlihatkan kedewasaan dan pemahaman strategis Salah tentang dinamika persaingan tingkat tinggi — sesuatu yang jarang dibicarakan terbuka oleh pemain top.
Baca Juga :
Mengapa Salah Tidak Ingin Arsenal Kalah?
Ada beberapa alasan strategis mengapa Salah “berdoa” agar Crystal Palace tidak mengalahkan Arsenal:
-
Menjaga Persaingan Tetap Tiga Arah
Saat itu, Liverpool, Arsenal, dan Manchester City sama-sama punya peluang juara.
Jika Arsenal kalah, maka persaingan akan menyempit menjadi duel antara Liverpool dan Manchester City.
Ini berbahaya bagi Liverpool, karena City terkenal sangat kuat dalam mengelola tekanan di fase akhir musim. Berita bola Menjaga Arsenal tetap dalam persaingan berarti membagi fokus dan tekanan, sehingga City tidak bisa fokus hanya mengalahkan Liverpool saja.
-
Menghindari City Mendominasi
Manchester City, di bawah Pep Guardiola, dikenal selalu luar biasa kuat di akhir musim. Mereka seringkali menyapu bersih 10 laga terakhir mereka.
Jika City dibiarkan melesat tanpa saingan tambahan, Liverpool bisa kehilangan peluang.
Dengan Arsenal tetap kompetitif, City harus berbagi perhatian — sesuatu yang berpotensi membuat mereka tergelincir.
-
Mengurangi Tekanan Langsung pada Liverpool
Jika Arsenal tetap kuat, Liverpool bisa “bersembunyi” di balik bayang-bayang persaingan. Tekanan media dan publik akan terbagi, memberi sedikit ruang bernapas bagi The Reds.
Dalam liga seintens Premier League, detail psikologis seperti ini sangat penting.
Hasil Akhir: Apa yang Terjadi?
Dalam pertandingan itu, Crystal Palace memang tampil mengejutkan dan sempat memimpin. Namun, Arsenal akhirnya berhasil menyamakan skor di babak kedua. Laga berakhir imbang 1-1.
Hasil itu:
- Membuat Arsenal tetap di puncak klasemen
- Menjaga jarak poin antar tiga besar tetap ketat
- Memastikan bahwa Manchester City tidak langsung melompat ke posisi atas
- Skenario ideal yang diam-diam diharapkan Salah terwujud.
Namun, pada akhirnya Liverpool tetap gagal merebut gelar, kalah tipis dari City yang kembali tampil sempurna di sisa musim. Meskipun begitu, kisah ini menunjukkan bagaimana para pemain seperti Salah berpikir jauh ke depan.
Reaksi Media dan Fans
Setelah pengakuan Salah muncul, reaksi publik cukup beragam:
- Media Inggris memuji kecerdasan emosional dan strategi pikirannya.
- Fans Liverpool menganggapnya sebagai bentuk loyalitas dan kecintaan Salah untuk melihat Liverpool juara, dengan segala cara yang mungkin.
- Fans rival ada yang mengejek, menganggapnya tanda bahwa Liverpool terlalu bergantung pada hasil lain.
Namun mayoritas pengamat sepak bola sepakat bahwa apa yang dilakukan Salah bukanlah tindakan lemah, melainkan tanda pemain yang benar-benar paham tentang aspek mental dan strategi perburuan gelar.
Mengapa Cerita Ini Menarik?
Cerita ini menarik karena menunjukkan:
- Pemain besar seperti Salah tidak hanya bermain bola, tetapi juga berpikir secara taktis.
- Dalam kompetisi ketat, mengelola rival sama pentingnya dengan menang di lapangan.
- Realitas keras di Premier League, di mana semua faktor kecil bisa menentukan juara.
Selain itu, cerita ini memperlihatkan sisi manusiawi Salah: bukan hanya sebagai mesin gol, tapi juga sebagai sosok yang punya kalkulasi, harapan, bahkan mungkin sedikit rasa cemas menghadapi persaingan sengit.
Mohamed Salah, sosok yang biasanya identik dengan kecepatan, ketajaman, dan gol-gol spektakuler, ternyata juga memiliki sisi strategis yang jarang terekspos.
Dalam perburuan gelar Premier League 2023/24, ia sempat mendoakan Crystal Palace untuk tidak mengalahkan Arsenal — bukan karena ingin membantu rival, melainkan demi mengatur dinamika persaingan agar tetap menguntungkan Liverpool.
Ini membuktikan bahwa di level tertinggi sepak bola, mentalitas juara bukan hanya soal aksi di lapangan, tapi juga soal kecerdasan membaca situasi.
Dan Salah, dengan semua pencapaiannya, sekali lagi membuktikan bahwa ia bukan hanya pemain besar, tapi juga pemikir besar dalam dunia sepak bola.