Napoli Tersandung Lagi, Ditahan Imbang Bologna di Renato Dall’Ara

Napoli Tersandung Lagi, Ditahan Imbang Bologna di Renato Dall’Ara

jadwalpialadunia.info – Bologna, Italia – Musim yang penuh gejolak terus berlanjut bagi juara bertahan Serie A, Napoli. Bertandang ke Stadion Renato Dall’Ara, markas Bologna, pada pekan ke-33 Serie A, pasukan Partenopei kembali gagal meraih poin penuh setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan tim tuan rumah yang tampil disiplin dan penuh semangat.

Hasil ini memperpanjang tren inkonsistensi Napoli musim ini. Setelah tampil begitu dominan musim lalu di bawah Luciano Spalletti dan meraih Scudetto pertama mereka sejak era Maradona, musim ini seolah kehilangan arah. Meski sempat menunjukkan sinyal kebangkitan, hasil imbang di Bologna menjadi tamparan lain yang menyulitkan mereka untuk meraih tiket Liga Champions musim depan.

https://jadwalpialadunia.info/

Babak Pertama: Tampil Agresif, Tapi Kurang Tajam

Napoli memulai laga dengan niat jelas untuk menguasai pertandingan. Pelatih Francesco Calzona, yang mengambil alih posisi pelatih kepala sejak Februari, menurunkan skema ofensif 4-3-3 dengan mengandalkan Victor Osimhen, Khvicha Kvaratskhelia, dan Matteo Politano di lini serang.

Dari menit awal, Napoli tampil agresif. Dominasi penguasaan bola mencapai 63% di babak pertama, namun meski unggul dalam possession, Napoli kesulitan membongkar pertahanan rapat Bologna yang dikomandoi oleh Jhon Lucumí dan Stefan Posch.

Bologna, di bawah asuhan Thiago Motta, tampil tak kenal takut. Mereka melakukan pressing ketat dan bermain dengan keberanian tinggi, memanfaatkan transisi cepat saat mencuri bola. Mereka sempat mengancam lewat sepakan mendatar dari Lewis Ferguson di menit ke-22 yang memaksa Alex Meret melakukan penyelamatan gemilang.

Namun, Napoli lebih dulu membuka keunggulan di menit ke-34. Sebuah kerja sama apik antara Anguissa dan Politano di sisi kanan diakhiri dengan umpan silang datar ke kotak penalti, yang disambut Osimhen dengan sontekan akurat. Skor 1-0 untuk Napoli dan menjadi gol ke-15 sang striker asal Nigeria di Serie A musim ini.

Babak Kedua: Bologna Bangkit, Napoli Mengendur

Memasuki babak kedua tampak menurunkan intensitas. Entah karena kelelahan atau terlalu percaya diri, mereka tidak lagi seagresif di paruh pertama. Hal ini dimanfaatkan Bologna dengan sangat baik.

Di menit ke-57, Bologna mendapatkan peluang emas ketika Riccardo Orsolini berhasil menusuk dari sisi kanan dan melepaskan tembakan keras yang membentur mistar. Itu menjadi peringatan keras bagi Napoli.

Tepat di menit ke-68, Bologna akhirnya menyamakan kedudukan. Berawal dari bola mati di sisi kanan, Orsolini melepaskan umpan silang ke tengah kotak penalti yang disambut tandukan tajam dari Joshua Zirkzee. Gol yang menggetarkan seisi Renato Dall’Ara. Skor 1-1.

Setelah gol tersebut, Napoli mencoba kembali menekan. Namun, penyelesaian akhir menjadi masalah utama mereka. Kvaratskhelia dua kali mendapatkan peluang emas, namun tendangannya masih melebar. Osimhen juga nyaris mencetak gol keduanya, tapi ditepis luar biasa oleh kiper Bologna, Łukasz Skorupski.

Statistik Pertandingan: Dominasi Tanpa Efektivitas

Secara statistik, Napoli memang mendominasi laga:

  • Penguasaan bola: 61% untuk Napoli

  • Tembakan ke gawang: 6 (dari total 14 percobaan)

  • Peluang besar: 4

  • Akurasi umpan: 87%

Namun angka-angka tersebut tidak berbanding lurus dengan hasil akhir. Di sisi lain, Bologna tampil lebih efektif. Dengan hanya 9 tembakan, mereka berhasil mengonversi satu peluang menjadi gol dan mencatatkan 3 tembakan tepat sasaran.

Hal ini menunjukkan bahwa Napoli kembali terjebak dalam masalah klasik mereka musim ini—kurangnya efisiensi di sepertiga akhir lapangan, serta lemahnya respons setelah unggul.

Komentar Pelatih: Calzona Frustasi, Motta Puas

Pelatih Napoli, Francesco Calzona, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah pertandingan.

“Kami memulai dengan sangat baik, mengendalikan permainan, dan mencetak gol. Tapi di babak kedua, kami tidak menjaga ritme dan membiarkan mereka mengambil inisiatif. Kami tidak boleh puas hanya dengan satu gol,” katanya kepada DAZN Italia.

Calzona juga menyinggung soal masalah psikologis tim yang tampaknya belum sepenuhnya pulih dari tekanan musim ini.

“Kami kehilangan intensitas dan konsentrasi. Ini bukan masalah teknis, tapi mentalitas. Tim ini masih dibayangi oleh harapan besar musim lalu.”

Sementara itu, Thiago Motta merasa sangat puas dengan hasil yang diraih timnya.

“Kami tahu Napoli tim kuat, tapi kami punya identitas dan semangat. Setelah tertinggal, anak-anak bermain tanpa takut dan menunjukkan karakter,” ujarnya.

Napoli Terancam Gagal ke Liga Champions

Hasil imbang ini membuat posisi Napoli di klasemen Serie A makin tertekan. Dengan tambahan satu poin, mereka kini mengoleksi 53 poin dari 33 pertandingan dan tertahan di posisi ke-7. Jarak dengan zona Liga Champions (empat besar) semakin sulit dikejar, terutama dengan performa konsisten yang ditunjukkan oleh Juventus, Inter Milan, AC Milan, dan Roma.

Bahkan posisi Napoli di zona Eropa pun belum aman, karena Atalanta dan Fiorentina juga terus menempel ketat. Jika tidak segera menemukan konsistensi, bisa saja mereka absen dari kompetisi Eropa musim depan—sebuah kemunduran besar setelah meraih Scudetto.

Masalah Napoli: Cedera, Transisi, dan Tekanan

Sejak awal musim, Napoli menghadapi banyak tantangan. Mulai dari kepergian Spalletti, pergantian pelatih yang tidak mulus (dari Rudi Garcia ke Walter Mazzarri, lalu ke Calzona), hingga cedera beruntun yang menimpa pemain kunci seperti Osimhen, Kvaratskhelia, dan Lobotka.

Selain itu, transisi taktik juga berjalan tak lancar. Jika musim lalu Napoli dikenal dengan permainan vertikal cepat dan tekanan tinggi, musim ini mereka terlihat lebih pasif dan lamban dalam membangun serangan.

Ada juga faktor psikologis. Musim lalu, Napoli bermain tanpa beban dan berhasil mengejutkan Italia. Kini, sebagai juara bertahan, mereka dibebani ekspektasi besar dan tekanan untuk mempertahankan standar tinggi. Banyak pemain tampak tertekan dan kurang menikmati permainan.

Performa Individu: Osimhen Tajam, Tapi Minim Dukungan

Victor Osimhen tetap menjadi titik terang Napoli musim ini. Dengan tambahan satu gol ke gawang Bologna, ia kini mencetak 15 gol di Serie A, dan tetap menjadi top scorer tim. Namun, ia tampak kesulitan bekerja sendiri di lini depan.

Dukungan dari gelandang dan sayap tak seefektif musim lalu. Kvaratskhelia belum kembali ke performa luar biasa seperti di musim perdananya. Matteo Politano juga inkonsisten. Di lini tengah, gelandang seperti Zielinski dan Anguissa tampil baik, tapi tidak mampu memberikan suplai bola yang mematikan secara konsisten.

Jadwal Tersisa: Peluang Masih Ada, Tapi Berat

Napoli masih memiliki lima pertandingan sisa musim ini, termasuk laga berat melawan Roma dan Fiorentina. Jika ingin menyelamatkan musim dan minimal meraih tiket ke Liga Europa, mereka harus menang hampir di semua laga tersisa.

Mereka juga harus berharap pesaing-pesaingnya terpeleset. Dengan performa yang tidak stabil, ini tentu bukan skenario yang mudah.

Dari Juara Bertahan ke Pesaing Liga Europa

Musim ini adalah musim yang penuh pembelajaran pahit bagi Napoli. Dari euforia juara ke kenyataan pahit gagal mempertahankan performa, semua terjadi dalam rentang waktu kurang dari 12 bulan.

Hasil imbang melawan Bologna adalah cerminan musim mereka: penuh potensi, tapi minim penyelesaian. Jika ingin kembali bersaing di papan atas musim depan, Napoli harus segera menyelesaikan masalah-masalah struktural mereka: dari stabilitas pelatih, mentalitas pemain, hingga strategi permainan.

Satu hal pasti—waktu mereka semakin sedikit. Jika tidak segera berubah, Napoli tak hanya kehilangan tiket ke Liga Champions, tapi juga kepercayaan dari para pendukungnya

Laras Miranda, lahir pada 15 Mei 1990 di Yogyakarta, adalah seorang bloger sukses yang dikenal karena konten kaya dan informatif tentang gaya hidup, ulasan produk, dan panduan traveling.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *