jadwalpialadunia.info Paris, 19 Oktober 2025 — Paris Saint-Germain kembali menegaskan statusnya sebagai raja Ligue 1.
Dalam laga PSG vs Strasbourg pekan ke-10 Ligue 1 2025/26, Les Parisiens menang telak 4-1 di hadapan publik Parc des Princes.
Sang kapten Kylian Mbappé mencetak hattrick fenomenal, sementara satu gol tambahan datang dari Vitinha, menutup malam penuh pesta untuk tim asuhan Luis Enrique.
Kemenangan ini membawa PSG kukuh di puncak klasemen dengan 26 poin, unggul lima angka dari AS Monaco dan enam dari Marseille.
Sementara Strasbourg terpuruk di posisi ke-15, hanya berjarak dua poin dari zona degradasi.
Babak Pertama: Mbappé Menggila, Strasbourg Tertekan Sejak Awal
Pertandingan baru berjalan enam menit ketika Parc des Princes bergemuruh.
Lewat kerja sama apik Warren Zaïre-Emery dan Achraf Hakimi di sisi kanan, bola disodorkan ke Mbappé yang langsung menyontek dengan kaki kiri — 1-0 untuk PSG.
Strasbourg mencoba merespons lewat serangan balik cepat dari Emanuel Emegha, namun tembakannya melebar di sisi kiri gawang Donnarumma.
Tempo tinggi tetap dijaga oleh PSG.
Luis Enrique memainkan formasi 4-2-3-1 dengan Vitinha dan Ugarte sebagai pivot, sementara Asensio bermain bebas di belakang Mbappé.
Transisi cepat dan umpan vertikal mereka membuat Strasbourg kehilangan bentuk.
Menit ke-23, keunggulan PSG bertambah.
Kali ini melalui kerja sama Mbappé–Vitinha yang diakhiri tendangan melengkung kaki kanan dari luar kotak penalti — gol indah, 2-0.
Strasbourg mencoba mempersempit jarak lewat bola mati.
Namun Donnarumma tampil solid menepis tandukan Perrin di menit ke-31.
Sebelum turun minum, PSG nyaris menambah keunggulan lewat peluang Asensio, tapi bola masih mengenai mistar.
Babak pertama berakhir 2-0, dengan statistik penguasaan bola PSG mencapai 68%.
Babak Kedua: Strasbourg Mencoba Bangkit, Tapi Mbappé Menyelesaikan Segalanya
Strasbourg memulai babak kedua dengan perubahan taktik — Habib Diarra masuk menggantikan Sahi Dion untuk menambah kecepatan di sektor sayap.
Langkah ini membuahkan hasil cepat.
Menit ke-53, kesalahan komunikasi antara Ugarte dan Marquinhos membuat bola direbut Emegha.
Ia langsung menembak ke arah gawang, bola sempat membentur tiang, tapi disambar lagi oleh Diarra.
Gol! Strasbourg memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1.
Namun, harapan itu tak bertahan lama.
Hanya dua menit berselang, PSG merespons lewat serangan balik kilat.
Zaïre-Emery mengirim umpan terobosan panjang, Mbappé lolos dari jebakan offside, lalu men-chip bola melewati kiper Matz Sels.
3-1 untuk PSG, dan Parc des Princes kembali bergemuruh.
Strasbourg mencoba bertahan rapat, tapi PSG terus menekan.
Enrique mengganti Asensio dengan Ousmane Dembélé, menambah kecepatan di sisi kanan.
Menit ke-78, kombinasi dua pemain Prancis itu menghasilkan penalti setelah Dembélé dijatuhkan di kotak terlarang.
Mbappé maju sebagai eksekutor — dan tanpa kesalahan, ia mengirim bola ke pojok kiri bawah gawang.
Hattrick! Gol ketiganya malam itu membuat skor 4-1.
Luis Enrique kemudian menarik beberapa pemain utama untuk menghindari cedera: Mbappé digantikan oleh Gonçalo Ramos, sementara Vitinha digantikan Kang-in Lee.
Sisa laga berlangsung dalam tempo santai. PSG menutup pertandingan dengan penguasaan bola 65% dan 11 tembakan ke gawang.
Statistik Pertandingan
| Statistik | PSG | Strasbourg |
|---|---|---|
| Skor Akhir | 4 | 1 |
| Penguasaan Bola | 65% | 35% |
| Tembakan | 18 | 7 |
| Tembakan ke Gawang | 11 | 3 |
| Operan Sukses | 604 (91%) | 328 (79%) |
| Kartu Kuning | 1 | 3 |
| Pelanggaran | 9 | 15 |
| Corner Kick | 6 | 2 |
| Man of the Match | Kylian Mbappé ⚽⚽⚽ | — |
Analisis Taktis
PSG: Efisiensi Total Ala Enrique
Luis Enrique terlihat makin paham DNA PSG.
Ia tak hanya mengandalkan kecepatan, tapi juga membangun struktur permainan yang solid dari belakang.
Vitinha tampil luar biasa — bukan hanya mencetak gol, tapi juga menjadi pengatur ritme permainan.
Warren Zaïre-Emery lagi-lagi menunjukkan kematangan luar biasa di usia 19 tahun.
Ia menjadi konektor utama di lini tengah, mampu bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.
Di lini depan, Mbappé tampil klinis: 5 tembakan, 3 gol, 1 assist, dan 100% penyelesaian di dalam kotak penalti.
“Kami bermain dengan intensitas dan kecerdasan,” kata Enrique seusai pertandingan.
“Kylian luar biasa, tapi seluruh tim bekerja keras agar sistem ini berjalan.”
Strasbourg: Terjebak Antara Bertahan dan Menyerang
Tim asuhan Patrick Vieira datang dengan niat defensif.
Formasi 5-4-1 mereka di babak pertama sempat meredam serangan sayap PSG, tapi begitu kehilangan bola di tengah, mereka sulit melakukan transisi.
Emegha dan Diarra sesekali berbahaya, tapi tanpa dukungan lini kedua, serangan Strasbourg tak berumur panjang.
Vieira mengakui selepas laga:
“Kami kehilangan fokus setelah gol ketiga. PSG bermain di level berbeda malam ini.”
Statistik Individu Menarik
| Pemain | Statistik Penting |
|---|---|
| Kylian Mbappé | 3 Gol, 1 Assist, 6 Dribel sukses |
| Vitinha | 1 Gol, 90% akurasi umpan, 3 umpan kunci |
| Zaïre-Emery | 2 Assist, 5 intersep |
| Dembélé | 1 Penalti didapat, 4 peluang tercipta |
| Donnarumma | 2 penyelamatan krusial |
| Emegha (Strasbourg) | 2 tembakan, 1 peluang besar tercipta |
Reaksi & Wawancara Pascapertandingan
Kylian Mbappé (PSG):
“Saya selalu bilang, bermain di Parc des Princes memberi energi lebih.
Kami tak hanya ingin menang, kami ingin bermain indah.”
Luis Enrique (Pelatih PSG):
“Saya senang dengan intensitas tim. Tapi kami harus terus berkembang — musim ini panjang.”
Patrick Vieira (Pelatih Strasbourg):
“Sulit menghadapi tim dengan kualitas seperti PSG. Kami harus belajar dari kesalahan ini.”
Dampak di Klasemen Ligue 1
Dengan hasil ini, PSG menegaskan dominasinya di puncak klasemen Ligue 1 2025/26:
| Pos | Klub | Poin | Main | Selisih Gol |
|---|---|---|---|---|
| 1 | PSG | 26 | 10 | +22 |
| 2 | AS Monaco | 21 | 10 | +12 |
| 3 | Marseille | 20 | 10 | +10 |
| 4 | Lille | 18 | 10 | +6 |
| 15 | Strasbourg | 9 | 10 | -8 |
Mbappé kini memimpin daftar top skor Ligue 1 dengan 12 gol, unggul tiga dari Jonathan David (Lille) dan empat dari Alexandre Lacazette (Lyon).
Analisis Redaksi: PSG yang Mulai “Matang”
PSG di bawah Enrique kini tampil jauh lebih kolektif.
Kalau di masa lalu PSG bergantung pada momen individu, kini mereka punya pola.
Rotasi bola cepat dari belakang, pressing tinggi, dan pergerakan antarposisi membuat mereka sulit dihentikan.
Mbappé masih jadi bintang utama, tapi kini dia punya “tim yang mendukungnya”.
Zaïre-Emery, Vitinha, dan Hakimi terlihat memahami timing dan ritme permainan lebih baik.
Secara taktik, Enrique berhasil menanamkan DNA “Spanyol ala PSG” — kombinasi kontrol, presisi, dan improvisasi khas Prancis.
Untuk Strasbourg, kekalahan ini mungkin jadi pelajaran berharga bahwa menghadapi tim elit memerlukan keberanian menyerang, bukan hanya bertahan.
Tanpa ancaman di depan, mereka jadi bulan-bulanan.
Statistik Musim Ini (Setelah 10 Laga)
| Aspek | PSG | Strasbourg |
|---|---|---|
| Gol Dicetak | 28 | 9 |
| Gol Kebobolan | 6 | 17 |
| Clean Sheet | 5 | 1 |
| Penguasaan Bola Rata-rata | 64% | 42% |
| Rata-rata Tembakan per Laga | 16 | 8 |
| Konversi Gol | 18% | 9% |
Jadwal Berikutnya
-
PSG akan menghadapi Borussia Dortmund di Liga Champions tengah pekan ini — laga penting untuk memastikan posisi puncak grup.
-
Strasbourg akan menjamu Lens di Stade de la Meinau, yang bisa menjadi laga penentu agar tak jatuh ke zona merah.
Pertandingan PSG vs Strasbourg kembali memperlihatkan jurang kelas antara tim papan atas dan bawah Ligue 1.
PSG tampil dominan, efisien, dan mulai menunjukkan karakter yang matang di bawah Luis Enrique.
Hattrick Mbappé menjadi simbol bahwa ia masih berada di puncak karier, memimpin bukan hanya dengan gol, tapi juga sikap dan konsistensi.
Sementara Strasbourg harus segera berbenah — mereka punya potensi di lini depan, tapi tanpa organisasi bertahan yang kuat, setiap lawatan ke kandang tim besar akan berakhir sama: kehilangan arah.
“PSG hari ini bukan hanya soal bintang,” tulis L’Équipe dalam editorialnya,
“mereka adalah tim dengan rencana, dan itu kabar buruk bagi seluruh Ligue 1.
