jadwalpialadunia.info – Riyadh, 15 Oktober 2025 — Suasana Stadion King Fahd International memanas ketika dua kekuatan besar Asia Barat, Arab Saudi dan Irak, bertemu dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia (Putaran Ketiga Grup B).
Pertandingan yang digadang-gadang sebagai “Derby Teluk” ini berakhir imbang 1-1, namun bukan tanpa drama: dua gol, satu kartu merah, dan puluhan ribu suporter yang membuat atmosfer seperti final dini.
Bagi Arab Saudi, hasil ini memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di kandang. Bagi Irak, satu poin di Riyadh berarti bukti mereka tak bisa diremehkan di level regional.
Berikut liputan lengkap: jalannya laga, statistik, analisis taktis, hingga implikasi bagi klasemen Grup B.
Latar & Konteks Pertandingan
Rivalitas Panjang di Asia Barat
Arab Saudi dan Irak memiliki sejarah panjang di kancah sepak bola Asia.
Sejak era 1980-an, kedua tim kerap berhadapan di ajang Piala Asia, Gulf Cup, hingga babak kualifikasi Piala Dunia.
Meski secara prestasi Arab Saudi lebih konsisten tampil di putaran final (termasuk debut di 1994 dan lolos ke 2022), Irak tetap dikenal sebagai “tim yang sulit dikalahkan”—dengan semangat juang tinggi dan taktik khas Timur Tengah.
Pertemuan kali ini bukan sekadar laga kualifikasi, tetapi juga ajang unjuk kekuatan antara dua kubu yang sama-sama diperkuat pemain muda hasil regenerasi besar-besaran pasca 2022.
Kondisi Tim Sebelum Laga
-
Arab Saudi datang dengan catatan empat kemenangan beruntun di Grup B, dipimpin pelatih Roberto Mancini. Mereka mengandalkan trio andalan: Salem Al-Dawsari, Firas Al-Buraikan, dan Saad Al-Shehri di lini serang.
-
Irak, di bawah asuhan Jesús Casas, membawa kepercayaan diri tinggi setelah menumbangkan Qatar 2-0 di laga sebelumnya. Penyerang Aymen Hussein dan gelandang Ali Jasim jadi tumpuan utama.
Mancini menegaskan sebelum laga:
“Kami tidak bisa meremehkan Irak. Mereka agresif dan bermain cepat. Tapi di rumah sendiri, kami wajib menang.”
Babak Pertama: Tekanan Saudi, Ketangguhan Irak
Sejak menit awal, Arab Saudi langsung mengambil inisiatif. Dukungan puluhan ribu suporter membuat tekanan terasa sejak peluit pertama.
Menit ke-7, peluang pertama hadir melalui tembakan jarak jauh Salem Al-Dawsari yang masih melambung tipis di atas mistar.
Irak merespons di menit ke-13 lewat serangan balik cepat — crossing Ali Jasim disambut sundulan Aymen Hussein, tapi kiper Mohammed Al-Owais berhasil menepis.
Gol pembuka akhirnya datang di menit ke-29.
Firas Al-Buraikan memanfaatkan kemelut di depan gawang setelah bola muntah hasil tendangan bebas Al-Dawsari.
Skor 1-0 untuk Arab Saudi, stadion bergemuruh.
Namun Irak tidak tinggal diam. Tekanan makin meningkat di menit-menit akhir babak pertama.
Menit ke-41, Ali Jasim melepaskan tembakan mendatar yang ditepis Al-Owais.
Empat menit berselang, pelanggaran di luar kotak penalti membuat Irak mendapat peluang emas, namun bola tendangan bebas Aymen Hussein masih membentur pagar hidup.
Babak pertama ditutup dengan keunggulan tipis Saudi 1-0.
Babak Kedua: Irak Bangkit, Saudi Kehilangan Ritme
Pelatih Irak, Casas, langsung merombak skema dengan menarik gelandang bertahan dan menurunkan Zaid Tahseen untuk mempercepat transisi.
Perubahan ini langsung membuahkan hasil.
Di menit ke-54, Irak menyamakan kedudukan.
Umpan silang Mohammed Ali Abbas dari sisi kiri disambar sundulan tajam Aymen Hussein.
Gol ini membuat skor menjadi 1-1 dan mengubah dinamika pertandingan.
Setelah itu laga berlangsung keras. Dua kartu kuning keluar dalam tempo sepuluh menit.
Arab Saudi mencoba kembali mendominasi, tetapi pressing ketat Irak membuat distribusi bola mereka sering terhenti di tengah lapangan.
Menit ke-70, Saudi mendapat peluang emas ketika Al-Buraikan dijatuhkan di depan kotak penalti.
Namun tendangan bebas Al-Dawsari hanya membentur mistar — peluang yang seharusnya bisa mengembalikan keunggulan.
Puncak drama terjadi di menit ke-88 ketika bek Saudi Ali Lajami menerima kartu merah langsung setelah menekel keras Aymen Hussein.
Wasit asal Jepang, Ryuji Sato, langsung mengusirnya.
Tambahan waktu empat menit berjalan sengit.
Irak hampir mencuri kemenangan lewat tendangan voli Jasim, tetapi Al-Owais kembali jadi penyelamat.
Peluit panjang dibunyikan dengan skor akhir 1-1.
Statistik Pertandingan
Aspek | Arab Saudi | Irak |
---|---|---|
Skor akhir | 1 | 1 |
Gol | Al-Buraikan 29’ | Aymen Hussein 54’ |
Penguasaan bola | 58 % | 42 % |
Tembakan total | 13 | 9 |
Tembakan tepat sasaran | 5 | 3 |
Pelanggaran | 17 | 15 |
Kartu kuning | 3 | 2 |
Kartu merah | 1 | 0 |
Tendangan sudut | 6 | 4 |
Penyelesaian efektif | 38 % | 33 % |
Statistik memperlihatkan dominasi Saudi dalam kontrol bola, tapi Irak lebih efisien memanfaatkan peluang.
Analisis Taktis & Gaya Bermain
Arab Saudi: Dominan tapi Kurang Efektif
Mancini menerapkan pola 4-3-3 dengan fokus pada penguasaan bola.
Lini tengah dipimpin Al-Khaibari sebagai poros, sementara dua full-back (Al-Burayk & Al-Shahrani) aktif overlap.
Namun setelah unggul, Saudi terlihat menurunkan tempo dan kurang berani mengambil risiko.
Kelemahan terlihat pada koordinasi bek tengah — terutama saat menghadapi crossing cepat Irak.
Absennya penjagaan di area kedua menjadi penyebab gol penyama Irak.
Irak: Efisiensi & Transisi Cepat
Casas menyiapkan timnya dalam formasi 4-2-3-1 fleksibel.
Kunci permainan mereka adalah pressing transisi: setiap kali kehilangan bola, dua gelandang langsung menutup jalur passing Saudi.
Mereka lebih banyak bermain direct dan memanfaatkan kecepatan sayap, terutama dari Ali Jasim.
Keberhasilan Irak menahan imbang di kandang lawan menunjukkan kematangan taktik yang makin solid di bawah Casas.
Baca juga tentang :
Reaksi Pelatih & Pemain
Roberto Mancini (Pelatih Arab Saudi):
“Kami mendominasi, tapi kehilangan fokus setelah jeda. Irak bermain disiplin, dan kami harus belajar dari kesalahan kecil seperti marking di udara.”
Jesús Casas (Pelatih Irak):
“Satu poin yang sangat penting. Saya bangga dengan semangat tim. Mereka tidak gentar walau bermain di depan 60 ribu pendukung lawan.”
Aymen Hussein (Striker Irak):
“Kami tahu pertahanan Saudi kuat, tapi kami percaya dengan kecepatan kami. Gol ini untuk rakyat Irak.”
Salem Al-Dawsari (Kapten Saudi):
“Kami kecewa karena tidak menang, tapi hasil ini menjaga peluang kami tetap besar di grup. Kami akan bangkit.”
Reaksi Publik & Atmosfer Stadion
Lebih dari 60 ribu penonton memadati Stadion King Fahd malam itu.
Bendera hijau dan putih berkibar, sementara pendukung Irak di sudut tribun tetap bernyanyi sepanjang laga.
Meski ada tensi tinggi, pertandingan berjalan relatif aman dan dijaga ketat oleh aparat keamanan.
Di media sosial, tagar #KSAxIRQ menjadi trending di Arab Twitter hanya beberapa menit setelah kickoff.
Banyak netizen memuji kualitas pertandingan yang disebut “penuh semangat tapi tetap sportif.”
Implikasi bagi Klasemen Grup B
Hasil imbang ini membuat posisi Arab Saudi masih aman di puncak Grup B dengan 13 poin dari 5 pertandingan.
Irak menempel di posisi kedua dengan 11 poin, disusul Qatar (10 poin).
Pos | Tim | Main | Menang | Seri | Kalah | Gol | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Arab Saudi | 5 | 4 | 1 | 0 | 11-3 | 13 |
2 | Irak | 5 | 3 | 2 | 0 | 9-4 | 11 |
3 | Qatar | 5 | 3 | 1 | 1 | 10-6 | 10 |
4 | Yordania | 5 | 1 | 1 | 3 | 4-8 | 4 |
5 | Thailand | 5 | 0 | 1 | 4 | 2-12 | 1 |
Dua tim teratas otomatis lolos ke putaran final, sementara peringkat ketiga akan bermain di babak playoff antar-zona.
Sorotan Redaksi: “Asia Barat Makin Kompetitif”
Hasil ini menunjukkan bahwa gap kualitas di Asia Barat semakin kecil.
Arab Saudi dengan pemain-pemain profesional di liga domestik bertabur bintang tak lagi dominan seperti dulu; Irak, Yordania, dan Qatar tampil jauh lebih disiplin secara taktis.
Faktor fisik, stamina, dan efisiensi serangan kini jadi penentu utama.
Mancini menyadari bahwa era permainan lambat sudah lewat — tempo cepat Irak malam itu jadi bukti perubahan arah sepak bola Asia.
Prediksi & Jadwal Berikutnya
Arab Saudi akan melanjutkan laga berikutnya menghadapi Qatar di Doha — laga yang juga berpotensi menentukan tiket lolos langsung.
Irak akan menjamu Thailand di Basra, dan kemenangan bisa memperkuat posisi mereka di dua besar.
Dengan lima laga tersisa, keduanya masih dalam jalur aman. Namun kompetisi semakin ketat, dan hasil head-to-head akan sangat berpengaruh.
Pertandingan Arab Saudi vs Irak 1-1 bukan sekadar soal angka di klasemen, tapi tentang kualitas, semangat, dan kebangkitan sepak bola Asia Barat.
Arab Saudi menunjukkan kematangan taktik, sementara Irak membuktikan ketangguhan mental.
Dari gol Al-Buraikan hingga sundulan keras Aymen Hussein, dari tensi stadion hingga pelukan kedua pelatih di akhir laga — semuanya mencerminkan esensi sepak bola: perjuangan, emosi, dan rasa hormat.
“Di Timur Tengah, sepak bola bukan hanya permainan, tapi bagian dari identitas,” tulis Arab News usai pertandingan.
Dan malam itu di Riyadh, identitas itu kembali bersinar.