Yassine Bounou, pahlawan Piala Dunia Maroko Yang Tersenyum

JADWALPIALDUNIA : Timnas Maroko ada di semi-final Piala Dunia – yang pertama untuk beberapa negara Afrika dan Arab.

Ahli sudah setuju dalam analitis mereka: Atlas Lions sudah maju selama ini karena pertahanan bintang mereka. Team sepak bola cuma kecolongan 1 gol di kompetisi – gol bunuh diri menantang Kanada.

Sebuah blok pertahanan solid 4-1-4-1 sudah tekan tiap ruangan yang bisa ditemukan di antara baris tengah dan pertahanan.
Salah satu hal yang lebih membuat frustasi musuh mereka dibanding pertahanan mereka yang kedap ialah melirik penjaga gawang Maroko Yassine Bounou dan mengetahui jika ia tersenyum lewat semua.

jadwalpialadunia

Mengambil contoh beradu penalti di set 16 besar menantang Spanyol, misalkan. Pemain berumur 31 tahun itu dipotret menyeringai, saat pada udara, di Sergio Busquets saat sebelum sukses menangkis sepakan penalti ke-3 Spanyol.

Itu adalah dari sekitaran selusin senyuman masam yang ditembakkan ke pemain Spanyol dan Portugis sejauh set mekanisme luruh.

“Bila ia tidak tersenyum, ada permasalahan,” ungkapkan Christophe Revel, bekas pelatih kiper Bounou untuk timnas Maroko, ke Radio France International.

Dalam mayoritas interviu duduknya, kiper duduk bersila dan pikirkan jawabnya dengan cermat saat sebelum menjawab dengan termenung.

Bila ia bukan seorang pemain sepak bola, benar-benar gampang untuk memikirkan ia berkarier di dunia akademik.

Bounou terlahir di Montreal, Kanada. Keluarganya berpindah kembali lagi ke Casablanca, Maroko saat ia berumur 3 tahun. Di situ, ia dibesarkan di dalam lingkungan kelas menengah yang nyaman, dan pada akhirnya bersekolah di salah satunya sekolah menengah Perancis terbaik di Maroko.

Tetapi sikap rileks Bounou tidak tiba dari tempat angkuhsi. Kebalikannya, pribadinya yang tenang datang dari keadaan penekanan tinggi pada awal kariernya.

Sesudah bergabung dengan Klub Atletik Wydad pada umur 8 tahun, Bounou secara cepat naik rangking sebagai klub sepak bola tersukses di Maroko. Tetap, tidak ada yang dapat menyiapkannya untuk kiprah profesionalnya, yang terjadi di putaran kedua final Liga Champions Afrika 2011 menantang raksasa Tunisia, Espérance Sportive de Tunis.

“Susah menjadi laga pertama saya. Saya berasa bila permainan jalan jelek, profesi saya dapat jalan satu arah, apabila saya melakukan secara baik, itu akan jalan kebalikannya.

Ia lakukan rangkaian pengamanan tapi ditaklukkan oleh usaha kelas dunia dari bek sayap Ghana Harrison Afful. Lepas dari hasilnya, performanya saat malam itu mengundang perhatian pencarian talenta Atletico de Madrid yang menawarinya kontrak untuk bermain di Los Colchoneros.

Club Madrid awalannya menyarankan upah kurang dari yang ia peroleh di Wydad dan mereka terang ia akan bermain biola ke-3 Thibaut Courtois dan Jan Oblak.

Menunjukkan tekadnya, Bounou manfaatkan peluang itu.

Dapat diterka, Bounou memerlukan periode utang beruntun ke club seksi dua Real Zaragoza dan berpindah horizontal ke Girona FC untuk memperoleh waktu bermain. Jerih payahnya di seksi dua diselipin dengan promo Girona ke La Liga, yang pada akhirnya membuat berpindah ke salah satunya klub paling besar Spanyol, Sevilla FC. Ia sudah berkembang jadi penjaga gawang kelas dunia mulai sejak itu.

Sepanjang musim Liga 2021-2022, Bounou mencatatkan prosentase pengamanan nyaris 78 %, yang disebut yang terbaik ke enam di Eropa.

Sejauh 2021, dia mencatat clean sheet semakin banyak dibanding kiper mana saja di Eropa saat hitung laga untuk club dan negara – 32 dalam 59 laga.

“Ia penjaga gawang hebat,” kata Revel. “Ia kuasai satu musuh satu, ia secara cepat masuk ke ground, ia mempunyai kaki yang baik dan ia bisa juga membaca permainan udara secara baik. Yang paling penting, ia berdarah dingin, bila ia jadi kiper Belgia atau Inggris, ia bisa menjadi bintang, tapi Maroko bukan negara yang terbanyak dituruti.

Di luar lapangan, net-minder yang rileks sudah belajar menjadi seorang pimpinan. Di Sevilla, ia memainkan peranan “kakak” untuk dua pemain internasional Maroko yang lain di club: Youssef En-Nesyri dan Munir El Haddadi.

Hubungan sama yang pertama benar-benar kuat, hingga saat ia terima penghargaan pemain terbaik dalam kemenangan perempat final Piala Dunia atas Portugal, Bounou kembali dan mempersembahkan piala untuk En-Nesyri.

Sebagai figure khalayak, Bounou sudah memperlihatkan jika ia pahami jika saat ini penting untuk waspada pada citra publiknya.

“Kami mempunyai tanggung-jawab untuk bermain secara baik, tapi juga mengetahui jika kami sebagai wakil Maroko di luar negeri dan beberapa orang yang kami jumpai melihat kami semacam itu,” “Sama dengan [Noureddine] Naybet dan Zaki [Badou] yang pimpin kami, kami harus memberi contoh yang bagus untuk anak-anak Maroko yang ingin ikuti tapak jejak kami.”

Orang Maroko dari semua kalangan masyarakat tergantung pada tiap detik dari perjalanan Piala Dunia 2022 yang hebat ini dan mereka berutang banyak keceriaan ke Bounou.

Dalam pertemuan jurnalis saat laga, pelatih Walid Regragui benarkan penilaian itu.
“Saat Anda ketahui Anda mempunyai Bounou di gawang, itu selalu memberikan Anda keyakinan di ia salah satunya kiper terbaik di dunia,” ucapnya.

 

Maroko kemungkinan akan memakai strategi mencekik yang serupa untuk semi-final mereka menantang Prancis. Tetapi bahkan juga bila juara dunia bertahan sukses lakukan hal yang tidak mungkin dan tembus garis pertahanan Regragui, mereka masih mempunyai pekerjaan besar untuk menaklukkan Bounou dan seringai konyolnya.

Dan itu kemungkinan bisa dibuktikan jadi masalah yang lumayan besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *